Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

New Normal, Keanehan Covid-19, dan Konspirasi

26 Mei 2020   07:56 Diperbarui: 26 Mei 2020   07:56 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hampir tiga bulan kita menghadapi Covid-19, berbagai upaya telah dilakukan dari himbauan hingga pelarangan berkumpul bagi masyarakat untuk mencegah penularan, dari larangan mudik hingga larangan sholat Idul Fitri sudah diterapkan, akan tetapi kasus demi kasus terus bertambah.

Covid-19 menjadi virus yang paling fenomenal dibanding dengan virus virus sebelumnya, padahal dari berbagai pakar virologi mengatakan bahwa virus SARs Cov2 ini tidak jauh berbahaya dibandingkan dengan Flu burung, HIV dan berbagai virus sebelumnya jika dibandingkan dari jumlah korban dan jumlah yang bisa disembuhkan jauh lebih rendah prosentasenya. Akan tetapi aneh bin ajaib dalam jangka waktu yang cukup singkat Covid-19 telah menyebar keseluruh penjuru dunia, yang awal mulanya hanya di Provinsi Wuhan Tiongkok.

Spekulasi muncul dari dua negara besar yang sedang terlibat perang dagang AS & Tiongkok. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terang terangan menuding Tiongkok yang harus bertanggungjawab dengan Covid-19, demikian juga China tidak tinggal diam dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah biang kerok dari semua ini. 

Mengutip apa yang disampaikan oleh Mantan Menkes RI Ibu Siti Fadilah bahwa pelaku virus ini bukan AS atau Tionkok melainkan orang yang mempunyai kepentingan bisnis (konspirasi) tanpa menjelaskan secara rinci siapa pelaku sebenarnya.

Terlepas dari pernyataan ibu Siti Fadilah, Covid-19 ini memang luar biasa, semua sisi kehidupan telah dihancur leburkan hingga kini belum ada kepastiaan kapan berakhirnya, WHO selaku otoritas kesehatan dunia mengatakan bahwa virus ini tidak akan bisa hilang dalam jangka waktu 2 sampai 4 tahun bahkan mungkin seterusnya. Ketakutan dan kekhawatiran dari semua pihak seakan akan tidak ada habisnya dengan terus di updatenya perkembangan kasus di seluruh negara.

Sementara cara penularan Covid-19 seperti yang sering disampaikan oleh para ahli kesehatan tidak jauh berbeda dengan penularan Virus lainnya, bahkan lebih sulit dengan virus  yang bisa menular lewat udara, sedangkan Covid-19 bisa menular melalui droplet atau bersentuhan langsung dengan orang yang positif atau benda benda yang telah disentuh oleh orang yang dinyatakan positif. Pakai masker dan cuci tangan sudah dapat menangkal penularan virus tersebut, demikian yang selalu disampaikan oleh petugas medis dan Satgas Covid-19 pada setiap kesempatan. 

Keanehanpun kembali muncul dari data yang diumumkan oleh Sekda Provinsi NTB (25/05/2020) bahwa terkonfirmasi Pasien nomor 479, MR, laki-laki, usia 18 bulan, penduduk Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. 

Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Pasien nomor 480,  NA, laki-laki, usia 5 bulan, penduduk Desa Mesanggok, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju dengan kondisi baik.

Berdasarkan informasi tersebut, bagi kami yang buta tentang virus tersebut, bagaimana mungkin hingga kedua bayi tersebut bisa tertular Covid-19 ? padahal tidak pernah kontak dengan siapapun. Wajar masyarakat bertanya  mungkinkah ada kesalahan diagnosa  dari petugas medis yang memeriksa, atau memang alat yang digunakan belum bisa memastikan virus yang menjangkiti pasien, sehingga petugas menyimpulkannya hanya berdasarkan gejala umum penyakit yang disebabkan oleh Virus tanpa memilah terlebih dahulu apakah virus itu, virus biasa, DBD, flu burung atau virus lainnya ? tentu yang bisa menjawab dan menjelaskan hal ini  adalah petugas kesehatan, para ahli medis dan pakar virologi. 

Mohon kepada petugas kesehatan, para ahli medis dan pakar virologi berikanlah penjelasan kepada masyarakat, agar tidak semakin  panik dan takut untuk melakukan aktifitas yang justru dapat menyebabkan imunitas mereka semakin menurun. Apalagi pola hidup baru harus dilakukan untuk menghadapi wabah virus ini.

Berbagai konsep dan tindakan telah dilaksanakan untuk menghadapi Covid-19, dari berdamai dengan corona hingga New Normal yang sekarang lagi digalakan diseluruh dunia sebagai  pola hidup baru  akibat Pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun