Ramadhan sudah lewat. Namun demikian, di berbagai sudut negeri ini, warganya masih meramaikan moment lebaran. Puluhan juta warga negara di negeri ini mudik kampung. Hingga kini, para pemudik tersebut masih menikmati suasana lebaran, di kampungnya masing-masing.Â
Meski hari-hari ini, sejak hari pertama idil fitri, sebagian ummat sudah mulai balik ke tempat tinggalnya. Diperkirakan puncaknya terjadi Minggu besok, 09 Juni 2019 mesihi, bertepatan dengan 05 Syawal 1440 hijriyah. Di wilayah tertentu --jika tidak menyatakan semuanya, ruas-ruas jalan akan diwarnai kemacetan yang tak terbendung.Â
Namun, di tengah keceriaan ummat Islam Indonesia berlebaran tahun ini, suasana duka melanda negeri ini, khususnya jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU).Â
Selain itu, secara keseluruhan, negeri ini pun semuanya patut berduka. Pertama, karena rusuh politik yang terjadi tanggal 21 dan 22 Mei yang lalu, yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia secara sia-sia. Kedua, dipanggilnya oleh Allah SWT Ibu Negara Presiden RI ke-6, Ibu Ani Yudhoyono.
Semua kejadian tersebut, tentu meninggalkan duka yang dalam. Semua orang yang punya nurani pasti bersedih atas kejadian rusuh politik 21 dan 22 Mei itu. Bagaimana tidak, nyawa manusia bisa hilang sia-sia, hanya karena adanya protes bahkan semacam pemberontakan terhadap pengumuman hasil Pilpres oleh KPU, yang kemudian diamini BAWASLU.Â
Andai saja kematian tersebut terjadi karena kecelakaan lalu lintas, yang tak disengaja, tentu kita menganggapnya sebagai sesuatu kematian yang alami. Tetapi ini wafat karena melawan aturan, sengaja melawan petugas (berdemo di tengah malam hari) dengan resiko yang sudah mereka perhitungkan segala akibat dan konsekwensinya
Khusus untuk kematian Ibu Ani, sesungguhnya sangat alami. Agama menyebutnya takdir. Bagi SBY dan keluarganya, tentu pasrah dengan kehendak Allah SWT ini. Sebagai manusia beliau sudah berusaha, hampir empat bulan Ibu Ani dirawat di Singapura, dan ujungnya tetap kematian. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun ...
NU Berduka
Sebagai ummat beragama, terlebih ummat Islam, jam'iyah Nahdltul Ulama (NU) pun ikut berduka atas wafatnya Ibu Negara ini.Â
Begitu pula dengan kejadian rusuh politik yang menimbulkan korban. Saya yakin, banyak warga NU yang hadir takziah, ikut sholat kifayah dan bahkan ada pula yang sholat ghaib. Selain sebagai bentuk rasa duka dan belasungkawa, ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah juga telah mengajarkan soal ini.