Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SDM: Tawa, Tangis dan Sejuta Pelajaran Berharga

27 Oktober 2016   17:25 Diperbarui: 27 Oktober 2016   18:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SDM. Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika pertama kali mendengar singkatan tersebut? Sumber Daya Mineral, Sumber Daya Magnet seperti jawaban murid SD tempat saya mengajar di kelas inspirasi atau malah Selamatkan Diri Masing-masing? Hmmm, SDM alias Sumber Daya Manusia memang paling sering diplesetkan menjadi selamatkan diri masing-masing. Apa alasannya? Saya pun tidak tahu pasti.

Bicara tentang SDM, tahun ini merupakan tahun kelima saya bekerja di bagian ini. Bekerja di SDM sebuah perusahaan listrik sama sekali tidak pernah saya bayangkan. Sebelum bekerja di PLN, yang saya tahu tentang PLN sebatas petugas yang menangani listrik padam atau tagihan listrik bulanan yang nilainya sering membuat kening ibu berkerut. Baru pada 2010 ketika mengenal PLN lebih dekat saya tahu bahwa PLN merupakan perusahaan besar dengan berbagai fungsi di dalamnya. SDM sendiri merupakan fungsi pendukung yang keberadaannya tidak boleh dipandang sebelah mata.

Mari saya ceritakan mengapa SDM yang pendukung itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Lima tahun ini saya bekerja di bagian Administrasi SDM. Dosir, pembuatan SK, kasus kepegawaian, gaji, kesehatan dan pajak adalah bagian dari pekerjaan Administrasi SDM. Segala sesuatu yang dikerjakan di Administrasi SDM bersifat rutin dan biasanya akan diingat pegawai bila terjadi anomali. Misalnya tidak bisa berobat, merasa gajinya kurang atau data pegawainya tidak lengkap, bagian sayalah yang menerima komplain. Banyak dukanya dong? Ah, tidak juga. Bekerja di Administrasi SDM menyenangkan bagi saya sebab Administrasi SDM punya pelanggan yang istimewa. Pelanggan tetap dari bagian ini adalah seluruh pegawai, pensiunan dan keluarganya. Jadi yang dibutuhkan untuk bisa melayani pelanggan dengan baik adalah hati yang gembira dan pikiran yang positif. Hehe, kok begitu? Iya, karena di bagian inilah segala data pegawai tersimpan. Tidak hanya data fisik saja tetapi juga curahan hati dan keluh kesah serta cerita bahagia pegawai dan pensiunan tersimpan di sini. Bisa dibilang Administrasi SDM adalah tempat senyum, tawa dan kadang air mata pegawai.

Di SDM ini saya melihat siklus hidup seorang pegawai. Senyum cerah ketika pegawai baru menerima SK pengangkatan hingga tangis haru saat pegawai berganti status menjadi pensiunan. Banyak pelajaran hidup yang saya petik selama melayani para pelanggan istimewa. Bagaimana mengelola apa yang diberikan PLN dengan baik agar tetap sejahtera di masa pensiun, bagaimana membina hubungan baik dengan sesama rekan kerja hingga pelajaran dari pekerjaan rutin di Administrasi SDM. Pekerjaan di bagian ini mengajarkan saya tentang ketelitian dan menghargai hal yang terlihat kecil dan sepele. Misalnya saja dosir yang kadang diabaikan namun bermanfaat bila terdapat perbedaan data dengan sistem atau kepedulian terhadap kewajiban menyetor SPT.

Pada akhirnya walaupun masih ada yang mengabaikan SDM si fungsi pendukung saya tetap bangga dan selalu bahagia menjadi bagiannya. Ada nasehat yang selalu saya ingat, lakukan yang terbaik yang kita mampu dimanapun kita di berada, selagi masih ada kesempatan.

Selamat hari listrik, semoga SDM mampu mendukung pegawai dalam bekerja menerangi negeri.

 Unita Nuraeni/ 87111538Z

Facebook: https://web.facebook.com/unitanuraeni

Twitter: https://twitter.com/unita_nur

*Tulisan ini dikirim ke Kompasiana pada tanggal 25 Oktober 2016. Karena satu dan lain hal, tulisan ini ditayangkan pada 26 Oktober 2016. Tulisan ini tetap masuk ke dalam tahap penjurian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun