Mohon tunggu...
OM Hiro_19
OM Hiro_19 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia. Universitas NUSA CENDANA

Menulis adalah menghidupkan yang mati.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jumat Refleksi dan Makna Pertobatan bagi Iman Katolik

26 Maret 2021   11:31 Diperbarui: 26 Maret 2021   11:39 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan) merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir (atau Penderitaan) Yesus, dan devosi yang memperingati Penderitaan tersebut".

"Dari keramaian dan kerumunan orang banyak tepatnya di rumah Pilatus, terdengar bunyi seruling menyeruhkan kidung penderitaan dan nyanyian kecil. sebagai iman katolik mari kita luangkan waktu sejenak untuk melihat kembali, merawat hati yang dikoyak sepi, melihat tingkah yang banyak celah sebelum melangkah jauh, mari berbenah diri"

"Apakah kita lebih baik dari Pilatus, bila kita mengadili sesama dengan syak dan prasangka?
Apakah kita yang telah dipersatukan dalam Ekaristi lebih mementingkan diri kita sendiri daripada keadilan dan kebenaran?
Apakah kita sabar bila ada salah paham yang merugikan kita?
Apakah kita masih bisa mencinta bila dibenci orang?"

"Apakah kita masih sanggup memanggul salib, bila datang kesulitan dan diejek orang? Apakah kita tahan menderita bila sakit, atau kita terus mengeluh saja?"

"Jatuh memang pengalaman yang tidak enak. Lebih-lebih bila disaksikan dan diketahui banyak orang. Apakah kita rela mengakui kesalahan kita waktu jatuh? Ataukah kita menutup kesalahan kita dengan sombong? Apakah kita berani bangun kembali dengan rendah hati, ataukah kita tinggal di lantai saja karena malu?"

"Setia kepada orang yang kuat dan berkuasa, itu lebih mudah daripada setia kepada teman yang namanya jelek dan dimusuhi banyak orang. Namun kesetiaan ini yang dibutuhkan seseorang untuk tetap bertahan pada cita-citanya. Beranikah kita setia dan mau bersatu dengan yang kecil, lemah, miskin dan cacat? Apakah kita yang telah dipersatukan dalam Ekaristi mau diutus untuk berbagi?"

"Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu, demikian kamu memenuhi hukum Kristus”, kata Santo Paulus. Saling menolong dan berbagi adalah kata-kata yang mudah diucapkan namun tidak mudah dilaksanakan. Apakah kita masih mempunyai hati yang mau berbagi untuk pengemis yang lapar, orang yang berduka, teman yang terlalu banyak beban; ataukah hati sudah menjadi benteng yang tertutup? Bantuan, meski kecil, sangat berarti bagi yang membutuhkannya. Mari berbagi".

"Disekitar kita ada orang yang butuh bantuan. Karena lapar, sakit, jadi korban persaingan, fitnah dan sebagainya; apakah kita berani membantu ataukah kita takut diejek, dicemooh, diasingkan, karena mau melibatkan diri dan berbagi dalam permasalahan sosial?"

"Dengan enak kita jatuh kembali dalam kesalahan dan dosa yang sama. Kita tidak tekun untuk bertahan dalam niat baik. Tuhan tidak suka dengan orang yang puas dengan diri sendiri. Masih banyak yang harus kita bereskan dalam diri kita, dalam keluarga, dalam masyarakat dan negara kita. Masih ada banyak soal untuk mewujudkan kesejahteraan antar kita".

"Tuhan menunjukkan betapa Ia lebih menghargai karya dan amal daripada kata-kata dan airmata yang mengharukan. Lebih baik kita merubah diri daripada menangisi dosa kita. Tidak cukup kita menangis bersama orang lain; kita harus juga membuka jalan bagaimana ia dapat keluar dari kesusahannya".

"Kita pun belum sampai tujuan. Adakalanya kita merasa semua kurban nampak sia-sia, sehingga semangat kita padam. Namun yang harus diingat adalah tidak ada derita tanpa arti bagi orang yang percaya kepada Kristus"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun