Mohon tunggu...
Hindra Soe
Hindra Soe Mohon Tunggu... Konsultan - Guru Ekspor

Pengalaman dalam dunia ekspor dimulai sebagai staff ekspor dan impor di Bank Bapindo (sekarang Bank Mandiri), setelah mengambil Pensiun dini tahun 1999. meneruskan bekerja di PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (Sinarmas Group) sebagai Trade Finance Export sampai tahun 2010. Dari background ekspor, mulai melakukan usaha mandiri dengan export Oriented. Komoditi Kopi sebagai pilihan awal. www.adipati.co.id, kemudian Ekspor Briket arang kelapa www.cocofromjava.com. Pengalaman dalam dunia ekspor bisa di bagikan kepada para Umkm melalui pelatihan dan mentoring di Hindra Soe Consulting www.hsc.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Teman teman UKM, jual produk Anda di Pasar Lokal dan Pasar Internasional sekaligus.

25 November 2013   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:41 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13853923081841299640

Daya serap dan tingkat konsumsi dalam negeri sangat besar, UKM UKM harus memprioritaskan dan fokus kepada pemenuhan kebutuhan nasional, sebelum pasar internasional, agar barang nasional bisa memantapkan kualitasnya dan membangun brand image yang memenuhi standar internasional. selain itu, dengan pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri , akan berdampak mengurangi kebutuhan impor. Tidak salah beberapa usahawan yang sudah eksis di pasar lokal enggan meningkatkan ke pasar internasional, dengan alasan sudah kewalahan order lokal atau tidak mau ribet dengan urusan pembayaran internasional, bahkan banyak juga yang memulai mengurangi bahkan menutup pasar internasionalnya. Ketika masih jadi staff di Bank Bapindo (sekarang Bank mandiri),  penulis mengalami krisis moneter yang terjadi tahun 1997/1998, meluluh lantakan sendi perekonomian Indonesia. semula kurs 1 USD= Rp 2000, menjadi 1 USD = Rp. 16,000.00 , tahun tahun sulit, khususnya bagi importer yang tiba tiba harus give up, tidak bisa bayar pada saat jatuh tempo, dan Bank sebagai Issuer LC harus buka piutang L/C. Sisi lain, Eksporter bak kejatuhan duren, tiba tiba  Negosiasi/ Pencairan wesel ekspor menlonjak luar biasa.

Menilik krisis moneter tahun lalu, seyogyanya para pelaku usaha baik Non UKM atau UKM yang sudah eksis dipasar lokal tetap menggarap pasar potensial di luar negeri. Mengingat komponen dasar produksi pabrik di Indonesia saya kira banyak yang impor, maka mau tidak mau kebutuhan mata uang USD akan terus meningkat. Terbukti saat ini nilai tukar mata uang IDR terus melemah. ( 1 USD= Rp. 11,781 rate BI tgl. 25-11-2005).

KHUSUS untuk UKM UKM yang sedang memulai atau sedang berkembang  jangan ragu ragu untuk melirik pasar internasional yang sangat potensial. Kembangkan pasar Anda ke Pasar Lokal dan Pasar Internasional, dengan demikian peluang pasar Anda lebih besar dari pada hanya dalam 1 pasar.

[caption id="attachment_280288" align="alignleft" width="448" caption="Wooden Radio made in Indonesia yg tembus Ekspor"][/caption] UKM UKM,  baik yang pabrikan maupun Home Industry mari berpikir yang mendalam “ bagaimana produk Anda bisa ekspor” menurut Penuliscontoh/Benchmark yang baik adalah  usaha Home Industry  Masyarakat China, kita tahu dan sering membicarakan bahwa barang barang (onderdil motor/ handphone dll) yang membanjiri pasar Indonesia adalah produk rumah tangga!!!!  Akibatnya Devisa Negara China meningkat tajam, berbalik dengan Indonesia Devisa yang cenderung menurun. Kalau China bisa, Indonesia pasti lebih bisa,

Kalau ada pertanyaan? Kualitas produk china jelek jelek?  Nah yang jelek jelek aja laku keras apalagi kalau bagus??,  masalah kualitas bisa di atur, kadang peran importer juga menentukan , minta barang cepat dan murah. Atau kalau dalam dunia perkopian, kopi grade apa saja, yang penting kopi. Selain itu, karakter masyarakat di negera importer, missal Jepang juga ikut mempengaruhi, Masyarakat jepang adalah orang orangnya yang innovative dan creative, kadang untuk urusan mebel (yg saya tahu mebel berbahan dasar rotan) menggunakan kualitas rotan yang rendah, setiap rusak, harus ganti model baru. Mereka akan malu kalau mebel dirumahnya dari tahun ke tahun itu itu saja (awet). Berbeda dengan kita, yg dicari barang murah, bagus dan awet, celakanya kalau rusak nggak mau ganti, diservice terus  hehehe.

Penulis mengajak para pelaku bisnis khususnya UKM UKM ayo gerakan usaha Anda untuk tembus pasar internasional, kontribusi Anda akan sangat bermanfaat bagi perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia. Kalau mau….cara Ekspor itu Mudah.

Bagaimana pendapat Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun