Mohon tunggu...
Himmatun Naila
Himmatun Naila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dukung Uyghur Jadi Alasan Mesut Ozil Didepak Arsenal?

15 Agustus 2021   23:41 Diperbarui: 16 Agustus 2021   00:02 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalian semua, terutama para penggemar sepak bola, pasti pernah dengar berita tentang pendepakan Mesut Ozil dari tim Arsenal, kan?

Mesut Ozil. Pria kelahiran 15 Oktober 1988 di daerah Gelsenkirchen, Jerman. Seorang playmaker handal yang tak dapat diragukan lagi kemampuan dan bakatnya, bahkan pernah dijuluki sebagai king of assist sebab kemampuannya yang mumpuni dalam membuat peluang-peluang emas dan memberi umpan-umpan mantap bagi timnya. Namun, pada tahun lalu datang berita mengejutkan dari mantan pemain timnas Jerman ini, Arsenal telah mendepak Ozil dari skuat mereka.

Banyak isu bermunculan perihal pencoretan Ozil dari skuad Arsenal ini, ditambah manajemen Arsenal yang enggan buka suara mengenai permasalahan tersebut. Isu yang paling santer terdengar adalah mengenai dukungan Ozil terhadap Muslim Uyghur. Diketahui, selain merupakan pemain sepak bola yang menyita perhatian di lapangan, Ozil juga kerap menyita perhatian dalam hal kevokalannya dalam menyuarakan pendapat, hal ini terlihat dalam dukungannya terhadap Muslim Uyghur dan Palestina. Banyak pihak menduga bahwa pencoretan Ozil disebabkan oleh dukungannya terhadap Uyghur pada akhir tahun 2019, yang mana akhirnya akan berakibat pada kerugian tim karena kehilangan pasar di Cina. Sikapnya tersebut telah menyulut kemarahan pihak Cina hingga mereka mengatakan bahwa Ozil telah termakan hoax atau berita palsu mengenai Uyghur. Sebagai konsekuensi atas sikap yang telah diambilnya, Ozil bahkan telah dihapus dari daftar pemain PES di wilayah Cina.

Namun, kabar yang banyak tersebar tersebut akhirnya dibantah oleh pihak manajemen Arsenal. Mereka menyatakan bahwa alasan pencoretan Ozil dari skuad Arsenal murni karena masalah sepak bola. Karakter dan permainan Ozil mungkin tidak cocok dengan strategi dari pelatih dan Ozil dianggap angin-anginan. Guillem Balague yang seorang pakar sepak bola di Eropa menilai bahwa seharusnya Ozil lebih sadar diri, tak hanya bakat yang dibutuhkan dalam kompetisi, namun komitmen dan konsisten juga diperlukan dalam permainan.

Tak hanya ajakan solidaritas sesama Muslim untuk bersama mendukung Uyghur yang menjadi dugaan atas kasus pencoretan Ozil dari skuat Meriam Inggris, hal serupa pun pernah terjadi saat dia membela timnas Jerman.


Lima tahun lalu, tahun 2018, saat perhelatan akbar dalam dunia sepak bola digelar di Rusia, usai kekalahan memalukan Jerman di fase grup, zil memutuskan untuk pensiun dari timnas Jerman.

Awal dari keputusan Mesut Ozil untuk pensiun tersebut tercipta setelah adanya pertemuan antara dirinya, Ilkay Gundogan, dan Cenk Tosun dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan foto mereka muncul menjelang Piala Dunia 2018. Pertemuan antara mereka dituding bermuatan politik, sehingga menimbulkan banyak kontroversi dan cercaan yang ditujukan kepada Ozil.

Namun, Ozil menyatakan bahwa pengambilan foto tersebut sama sekali tidak mengandung niatan politik tertentu. Dikutip dari Sports NDTV, Ozil mengatakan "Itu semua tak ada hubungannya dengan politik atau pemilihan, itu semua hanya bentuk penghormatan saya terhadap pemimpin di negara asal keluarga saya. Pekerjaan saya adalah seorang pemain bola, bukan seorang politikus, dan pertemuan yang terjadi di antara kami bukanlah sebuah dukungan terhadap (gerakan) politik tertentu," ungkap Ozil.
Tetapi, meski dirinya telah memberi klarifikasi mengenai foto tersebut, Ozil tetap memilih untuk mundur dari skuad Die Mannschaft. Hal ini diketahui disebabkan oleh perlakuan diskriminatif dan rasis yang didapatkan Ozil dari federasi sepak bola Jerman (DFB), terutama dari presiden DFB (Deutscher Fussbal-Bund) yakni Reinhard Grindel yang terus menekannya, berdasarkan apa yang dituliskan oleh Mesut Ozil dalam laman twitter-nya.

Tertulis "My friend Lukas Podolski and Miroslav Klose are never referred to as German-Polish, so why am I German-Turkish? Is it because it is Turkey? Is it because I'm a Muslim? I think here lays and important issue. By being referred as German-Turkish, it is already distinguishing people who have family from more than one country. I was born and educated in German, so why don't people accept me that I am German?"
Dapat dilihat dari kutipan tersebut bahwa Ozil merasa dirinya sering kali diperlakukan berbeda, hanya karena dia merupakan keturunan Turki dan beragama Islam. Dia selalu disebut sebagai German-Turkish, namun rekannya yang juga keturunan dari negara lain (Polandia), tak disebut sebagai German-Polish. Kasus ini jelas merupakan bentuk rasisme dan diskriminasi terhadap agama tertentu. Rasisme merupakan kepercayaan, dengan melihat dari sisi biologis, bahwa ras tertentu lebih tinggi daripada ras yang lain. Sedangkan diskriminasi agama berarti membedakan perlakuan terhadap seseorang karena latar belakang agama.

Dalam dua kasus Ozil tersebut, kasus terdepaknya Ozil dari Arsenal tidak dapat kita simpulkan sebagai kasus rasisme atau diskriminasi, karena manajemen Arsenal menepis anggapan mengenai sikap Ozil terhadap Uyghur yang menjadi alasan pencoretan Ozil dari skuad Arsenal. Namun, dalam kasus kedua, saat Ozil memutuskan pensiun dari timnas Jerman, jelas rasisme dan diskriminasi agama lah yang menjadi latar belakangnya.

Rasisme dan diskriminasi dapat terjadi karena munculnya stereotip yang salah dari satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Dan hal-hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan sikap tidak adil, meremehkan, bahkan hingga merugikan orang yang menjadi objek rasisme dan diskriminasi tersebut. Rasisme dan diskriminasi tidak akan terjadi apabila manusia saling menghormati tanpa mempedulikan stereotip dan tidak menganggap bahwa ras atau suku, agama, bangsa, dan golongan mereka lebih tinggi dari yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun