IPK TURUN SELAMA PERKULIAH DARING? BEGINI CARA MENGATASINYA
Tak terasa virus covid-19 telah membersamai kehidupan umat manusia di seluruh penjuru dunia lebih dari satu tahun. selama itu pula, kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam jaringan, termasuk kegiatan perkuliahan.Â
Sejak maret 2020, mahasiswa dari berbagai jurusan melakukan perkuliahan menggunakan platform belajar seperti zoom, google meet, google classroom, e-learning, dan whatsapp group. Bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa untuk menjalaninya, termasuk saya sendiri.Â
Di awal perkuliahan daring jiwa pesimis saya tiba-tiba muncul dan menyingkirkan jiwa ambis. Ya, peralihan kuliah offline menjadi online menghadapkan mahasiswa dengan berbagai permasalahan dan hambatan yang dapat berdampak buruk bagi kelangsungan perkuliahan mahasiswa.Â
Salah satu dampak buruknya adalah nilai IPK yang turun, apakah kamu juga merasakannya?. Mari kita jabarkan hambatan dan cara mengatasi turunnya IPK perkuliahan online selama pandemi covid 19.
HambatanÂ
- Internet yang tidak bersahabat
Perkuliahan online mengharuskan mahasiswa mengakses materi dan menghadiri pertemuan 100% dalam jaringan. Bagi mahasiswa yang tinggal di daerah dengan akses internet yang mudah hal ini bukanlah kendala bagi mereka, namun bagi mahasiswa yang tinggal di daerah yang jauh dari kota atau di daerah terpencil, mereka harus berusaha lebih untuk mendapatkan sinyal internet.Â
Dengan internet yang tidak bersahabat, mahasiswa kesulitan untuk absen dan mengikuti perkuliahan sehingga mahasiswa menjadi kurang faham dengan materi yang disampaikan oleh dosen.
- Malas
Rasa malas terkadang muncul pada saat perkuliahan online berlangsung, bisa karena bosan menatap layar, mengantuk, atau lebih memilih untuk melakukan aktifitas lain seperti tidur, memasak, bermain game online, dan aktifitas lainnya dengan tetap memasuki kelas online dan membiarkan dosen menyampaikan materinya tanpa mendengarkannya secara seksama.
- Media sosial yang menggoda
Mengakses media social sudah menjadi kegiatan yang "wajib" dilakukan bagi remaja generasi Z. Aplikasi seperti Instagram, twitter, tiktok, facebook, dapat mereka akses setiap saat, dan tentunya lebih menarik daripada perkuliahan bersama dosen.Â
Notifikasi media social dapat membuat kita penasaran kemudian mengunjungi halaman media social dan akhirnya lebih memilih untuk menjelajahinya lebih dalam, dengan mengabaikan penyampaian materi oleh dosen.
- Tidak mempersiapkan ujian