Mohon tunggu...
hilyatul illmi
hilyatul illmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengirim tugas Ilmu Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak-Akhlak Seorang Dai

27 Mei 2024   17:44 Diperbarui: 27 Mei 2024   17:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber : diri sendiri

Akhlak Seorang Dai
Oleh: Syamsul Yakin dan Hilyatul Ilmi Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidauatullah Jakarta

Moralitas adalah respons spontan Akhlak khatib merupakan respon spontan khatib terhadap Madhu Madhubala tentu saja bertindak berbeda sesuatu yang menarik sedang terjadi ada sesuatu yang menarik pada dirinya ada yang  menguji semangat Dai. Namun Allah meyakinkan, bahwa seorang dai bisa menjadi lembah lembut saat berhadapan dengan mad'u, seperti apapun kondisinya.
Allah tegaskan, "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159.
Dalam sejarah dakwah Nabi, ayat ini merupakan jaminan Allah kepada Nabi bahwa bagaimana pun reaksi Madhu ketika Nabi  berdakwah,  Allah akan melunakkan hatinya tentu saja, hal ini juga berlaku bagi para pengkhotbah saat ini faktanya, sejarah mencatat bahwa Nabi SAW bersikap toleran terhadap orang-orang kafir di Mekkah Nabi melihat di Madhu seseorang yang tunduk pada dakwah dan  harus dibawa kembali ke jalan kebenaran karena dosa besar yang mereka lakukan, para nabi tetap lemah lembut sekalipun mereka melakukan kegiatan boikot.
Di Mekkah, Nabi diboikot secara ekonomi mereka mengumumkan apa  yang dibeli nabi agar tidak dijual, dan apa  yang dijualnya agar nabi tidak dibeli padahal, mata pencaharian khas masyarakat ini adalah berdagang, dan Mekkah merupakan kota merkantilis sebagai seorang khatib, Nabi menyikapi situasi seperti itu dengan keluhuran budi Allah berfirman: "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sejauh ini, dua moralitas Dai yang lemah lembut dan toleran telah dikembangkan berdasarkan petunjuk Alquran mengenai orang yang mengampuni, Allah berjanji: Tetapi orang-orang yang  memaafkan (orang-orang yang berbuat jahat) dan berbuat baik, itu berasal dari Allah "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat jahat " (QS
 al-Syura/42: 40) Akhlak selanjutnya yang harus dimiliki Dai adalah meminta ampun kepada Madhu yang sudah melakukan dosa besar terhadap Tuhan hal ini terungkap dalam puisi "Mohon maafkan mereka" (QS Ali Imran/3: 159).
Ketika Nabi berdakwah kepada jemaah di Thaif, beliau diperlakukan secara brutal oleh mereka ketika malaikat melihatnya, dia berkata, ``Wahai Muhammad, jika kamu mau, kamu bisa melihat al-Aqshabain (dua gunung besar  di sebelah kiri dan Masjid Haram)
'' Nabi menjawab, ``Tidak, tapi , Insya Allah ``mereka akan melahirkan mereka'' dan anak-anak dari  keturunan mereka Orang-orang yang hanya menyembah Allah tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun (HR Bukhari). 

Akhlak seorang dai selanjutnya adalah mau bermusyawarah bersama mad'u. Allah mengajarkan, "Dan bermusywarahlah dengan  mereka  dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sebagai seorang juru dakwah, sejarah menunjukkan bahwa Nabi mengajak para sahabat bermusyawarah saat saat Perang Uhud. Saat itu ada dua pendapat, tetap berada di Madinah atau keluar menyambut musu di luar Madinah.. Mayoritas sahabat mengusulkan agar berangkat menghadang musuh. Nabi kemudian memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya keluar Madinah.


Dari semua yang telah disebutkan tentang akhlak seorang dai, yang penting juga adalah tawakal. Allah berpesan, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" (QS. Ali Imran/3: 159).

Kalau dirinci berdasar surah Ali Imran ayat 159, akhlak yang harus dimiliki  seorang dai adalah lemah lembut, sudi memberi maaf, memohonkan ampunan, musyawara, dan tawakal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun