Mohon tunggu...
Hilmia Aulia
Hilmia Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI: Mengenalkan Literasi pada Siswa SDN 217 Sarijadi Bandung

10 Oktober 2021   18:57 Diperbarui: 10 Oktober 2021   19:00 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Wisata Literasi di SDN 217 Sarijadi Bandung/dokpri

Sudah kurang lebih dua tahun lamanya pandemi ini menyelimuti dunia dengan beratnya ditetapkan pembatasan segala aktivitas di luas rumah. Semua orang melakukan adaptasi untuk hal tersebut, seperti WFH (work from home), PJJ (pembelajaran jarak jauh) dan yang lainnya. Sekolah dan perguruan tinggi pun ditutup hingga waktu yang belum ditentukan, membuat para pelajar dipaksa belajar di rumah. Segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran memang sulit dialihkan, dari yang asalnya tatap muka, saling berinteraksi, kini digantikan dengan hanya tatap maya dan pengerjaan tugas secara daring.

Tidak hanya pembelajaran yang dilakukan secara daring, aktivitas yang berkenaan dengan literasi pun mengikuti transisi tersebut. Literasi merupakan kegiatan membaca dan menulis. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, definisi literasi mengalami perluasan makna. Literasi bisa dijadikan acuan dalam pembelajaran, seperti membaca dan menulis serta memahami dan mengkritisi sesuatu hal. Literasi juga dapat disederhanakan dengan kegiatan membaca saja, atau menulis. Minat membaca menjadi permasalahan yang muncul di masa pandemi covid-19. PISA (Program for International Student Assessment) menyebutkan, Indonesia berada di peringkat ke 67 dari 70 negara, berkaitan dengan literasi. Indonesia memang masih rendah literasi, apalagi yang berkaitan dengan minat membaca. Tidak hanya itu, kebanyakan masyarakat Indonesia juga masih belum mengenal apa itu literasi dan apa saja yang dapat dilakukan dari literasi tersebut.

Di masa pandemi seperti saat ini, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) hadir untuk menawarkan dan memberikan solusi dari permasalahan yang muncul. Melalui program KKN Tematik UPI yang bertemakan Literasi, tentunya menaruh harap pada masyarakat untuk mengenal apa itu literasi, bagaimana penerapan sederhananya, apakah bermanfaat di masa pandemi seperti sekarang. Kegiatan tersebut berlangsung selama satu bulan, tepatnya dari tanggal 26 Agustus - 26 September 2021, berlokasi di SDN 217 Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Sasaran dari kegiatan tersebut merupakan siswa kelas 5 & 6, para guru dan orang tua/wali.

Kegiatan tersebut mengenalkan pada siswa tentang literasi, bagaimana penerapan sederhananya di kehidupan sehari-hari. Sebagian dari mereka sudah mengetahui dan mengenal literasi dengan menyebutkan bahwa literasi merupakan kegiatan membaca buku dan menulis di buku. 

Berhubung SDN 217 Sarijadi Bandung telah menerapkan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas), maka pelaksanaan KKN berlangsung luring, dengan menerapkan prokes (protokol kesehatan) yang ketat tentunya. Kemudian, para guru pun telah mengenal dan menerapkan literasi digital seperti penggunaan aplikasi dalam pengerjaan database, pembuatan media belajar dan materi penunjang pembelajaran saat masih daring. Orang tua/wali telah mengenal dan terbiasa juga dengan penggunaan aplikasi untuk melakukan pembelajaran tatap maya dan melakukan pendampingan ketika sekolah masih daring.

Mahasiswa UPI yang melaksanaan KKN di SDN 217 Sarijadi melakukan kolaborasi bersama salah satu guru PAI untuk mengadakan kegiatan Wisata Literasi. Kegiatan tersebut berlangsung satu hari. Tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut yaitu dapat mengukur sejauh mana siswa dapat mengenal literasi, mengenalkan bahwa literasi bisa dilakukan dengan menulis karya dan sarana refreshing yang dipadukan dengan literasi. Peserta dari kegiatan tersebut adalah para siswa kelas 5 dan 6. Mereka diminta untuk menuliskan sebuah karya antara puisi atau pantun, kemudian dibacakan hasil karyanya. Kebanyakan di antara mereka lebih menyukai menulis pantun dibanding puisi, karena menurut mereka puisi membutuhkan konsentrasi penuh serta kosa kata yang indah.

Hasilnya, para siswa mengenal literasi dengan sebutan membaca dan menulis di buku. Hambatan dari pengenalan literasi tersebut yaitu dari siswa sendiri. Ada beberapa di antara mereka yang masih belum bisa membaca dan menulis, sehingga saat berlangsungnya kegiatan, dilakukanlah pendampingan. Hal tersebut memang bukti nyata bahwa literasi masih harus terus dihidupkan dan dikenalkan kepada anak-anak. 

Kemudian, para guru dan orang tua/wali masih perlu pendampingan dan pengenalan tentang literasi digital. Mereka mengeluhkan keberatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara daring dengan alasan koneksi jaringan yang terkadang buruk, aplikasi yang masih perlu dipelajari, biaya untuk membeli kuota internet yang tidak cukup, sempitnya waktu untuk membuat media pembelajaran dan tak terkendalinya pengumpulan tugas. PTMT menjadi solusi bagi para guru supaya lebih optimal dalam melaksanakan pengajaran. 

Namun, dengan masih adanya beberapa siswa yang belum bisa membaca dan menulis, tentunya perlu lebih diperhatikan dan didampingi lagi. Minat membaca dan menulis siswa pun masih di ambang rata-rata. Mereka bisa didampingi dan sedikit demi sedikit menerapkan sehari membaca satu halaman, supaya dapat terbiasa membaca.

Oleh karenanya, kegiatan KKN Tematik di SDN 217 Sarijadi telah memberikan pergerakan kecil. Mereka telah mengenal literasi, bagaimana penerapannya, literasi digital bisa secara perlahan dibiasakan mengingat pandemi belum usai, memberikan dukungan dan saran mengenai kegiatan Wisata Literasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun