Predikat kota terburuk se-dunia bagi pengendara versi Waze pada 2016 masih terngiang di telinga. Ini pula yang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tancap gas melakukan gebrakan. Setelah menerapkan Sistem Satu Arah (SSA), kini penambahan trayek baru angkot hingga ke kampung-kampung pun dilakukan. Lewat peluncuran program rerouting, pemerintah sengaja membuat jalur anyar untuk mengurangi penumpukan di tengah kota. Lalu, akankah rencana ini berjalan mulus? Atau justru makin semrawut?
UNTUK mengurai kemacetan yang selama ini belum terselesaikan, Pemkot Bogor akhirnya meresmikan program transportasi rerouting. Dalam rerouting tersebut Pemkot Bogor menggeser sejumlah angkutan yang ada di tengah kota menjadi feeder yang nantinya akan menjangkau sejumlah wilayah yang belum terjangkau angkot.
Walikota Bogor Bima Arya mengatakan, memang selama ini kemacetan menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan olehnya. Namun dengan adanya program rerouting ini, Bima berharap dapat mengurangi kemacetan yang ada di pusat Kota Bogor. Karena dengan begitu angkutan di pusat kota akan beralih ke wilayah pinggiran. “Ini merupakan reformasi angkot setelah berbadan hukum dan rerouting ini dijalankan tahapan demi tahapan sampai nantinya ke konversi angkot,” ujarnya kepada Metropolitan.
Dengan rerouting ini, angkot yang sebelumnya hanya menjangkau 40 persen, bisa bertambah menjadi 85 persen. Terobosan ini juga diyakini dapat mengurangi beban angkutan di pusat kota. “Setelah launching ini, 2-3 minggu tahap stikerisasi. Angkot yang sudah dipasangi stiker bisa beroperasi sesuai trayek barunya menjadi feeder. Setelah itu baru persiapan menuju konversi. Tiga angkot yang ada akan diganti menjadi Transpakuan. Nanti, operator trayek tengah ini diberikan pilihan mau beroperasi di pusat kota atau digeser ke pinggir menjadi feeder,” terangnya.
Pemkot Bogor akan memberikan waktu sekitar enam bulan dan Bima juga berharap selama waktu yang diberikan sudah ada bus yang bisa beroperasi untuk menghentikan angkot di jalur tengah.
“Operator-operator ini akan ada kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan armada bus, lalu mengajukan subsisdi ke Pemkot Bogor lalu akan kita anggarkan. Dan semua ini akan kita realisasikan pada 2017,” paparnya.
Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Nomor 800/Dishub tentang rute lintasan trayek angkutan perkotaan ada tujuh trayek baru dibuat Pemkot Bogor. Rute itu akan dilalui angkutan massal berupa bus.
Sedangkan, sebanyak 30 trayek lainnya akan dilalui feeder atau angkutan pengumpan yang akan disebar ke kampung-kampung. Totalnya mencapai 2.712.
Peluncuran program ini pun langsung mendapat reaksi warga. Lewat media sosial banyak netizen mengomentari rencana Walikota Bogor melebarkan trayek angkot ke kampung-kampung.
Ada yang setuju, ada pula yang bingung dengan makin banyaknya trayek angkot di Kota Bogor. “Jadi kalau dari Laladon ke Taman Kencana naik apa yaa? 😞 #bingung,” tulis pemilik akun Atika Mayang Sari.
Tak hanya itu, ada pula netizen yang mempertanyakan rencana pemkot memindahkan angkutan ke kampung-kampung. Akankah sesuai tujuan atau hanya memindahkan kemacetan dari pusat kota ke pinggiran?