Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Moeldoko Pimpin Partai Demokrat, Karier Politik AHY Tamat?

5 Maret 2021   22:39 Diperbarui: 5 Maret 2021   22:49 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas.com/RAKHMAT NUR HAKIM

Hanya saja, keputusannya terjun ke dunia politik pada September 2016 sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni dengan dukungan partai Demokrat, PAN, PPP dan PKB. 

Bertarung malawan pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Jarot. Namun, nasib baik belum memihak pada suami Anissa Larasati Pohan itu, dia dengan pasangannya pun kalah bertarung.

Karena, sudah resmi terjun pada dunia politik, maka setidaknya SBY pun berpikir panjang demi mengamankan partai Demokrat, sehingga melalui kongres V yang digelar di Jakarta pada 15 Maret 2020, AHY pun resmi terpilih menggantikan sang ayah Susilo Bambang Yudoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025. 

Namun, setahun berjalannya kepemimpinan AHY di partai Demokrat, memunculkan pesimisme dari para petinggi partai yang saat ini berada di kubu Moeldoko, mereka menilai kepemimpinan AHY berimplikasi pada partai Demokrat di pemilu 2024 mendatang, sebab saat ini persaingan antar partai sangat ketat demi merayu opini publik untuk meraup suara yang signifikan. 

AHY jelas memiliki kapasitas menjadi seorang pemimpin, namun membutuhkan waktu, lantaran harus digembleng oleh sang ayah, dalam arti biarlah SBY tetap menjadi ketua umum partai Demokrat dan AHY diberi jabatan strategis pada struktur kepengurusan, agar AHY terus belajar menjadi seorang pemimpin, sebagaimana yang dilakukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap putrinya yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR. 

Langkah yang dilakukan Megawati memang cukup tepat, hanya saja tidak diikuti SBY. Karena terlalu cepat mendorong AHY memimpin partai Demokrat, sehingga timbul berbagai gesekan yang berujung pada karir politik seorang AHY. 

Sebab, kisruh partai Demokrat saat ini, publik sudah dapat menilai bahwa AHY memang masih belum mampu menjadi seorang pemimpin yang baik, sebagai buktinya adalah kekisruhan yang dialami partai Demokrat saat ini.

Sebenarnya, menjaga image partai dan masa depan karir politik, sikap AHY seharusnya tidak mendepak Marzuki Ali dkk dari kepengurusan partai Demokrat. Tapi, lebih pada membangun komunikasi politik demi mencari solusi untuk menyelamatkan partai Demokrat, AHY seharus legowo meminta masukan untuk dirinya, agar dapat membenahi sejumlah persoalan di partai demokrat. 

Hanya saja, sudah terlanjur mengambil keputusan politik, sehingga memunculkan perlawanan yang berakhir dengan pelaksanaan KLB dan mendepak dirinya dari ketua umum partai Demokrat. 

Walaupun, menurut AHY dan pengurus partai Demokrat versi kongres V di Jakarta bahwa KLB yang dilaksanakan Jhoni Allen Marbun dkk, di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) sebagai tindakan illegal. 

Karena tidak sesuai konstitusi partai Demokrat, lantaran surat keputusan kepanitiaan tentang penyelenggaraan KLB pun belum dikeluarkan oleh ketua Umum partai, namun untuk membuktikan sah tidaknya pelaksanaan KLB dan menetapkan Moeldoko menjadi ketua umum partai Demokrat, hanya melalui PTUN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun