Mohon tunggu...
Hilda Nirmala Felisa
Hilda Nirmala Felisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Manajemen Pemasaran Pariwisata di Universitas Pendidikan Indonesia yang diampu oleh Rijal Khaerani, S.Si., M.Stat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dark Tourism di Indonesia: Mengenang dan Menghormati Tragedi

23 November 2022   14:50 Diperbarui: 23 November 2022   14:56 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti yang kita ketahui, pariwisata adalah salah satu sektor yang memiliki pemasukan terbesar di Indonesia. Hal ini dikarenakan alam dan budaya Indonesia yang beragam sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan membentuk keragaman destinasi wisata di Indonesia.

Namun, selain alam dan budaya, sejarah Indonesia juga berperan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia, baik sejarah yang sifatnya menyenangkan, menyedihkan, ataupun mengerikan. Konsep wisata ini dikenal dengan istilah Dark Tourism. Istilah Dark Tourism pertama kali dikenal melalui buku Dark Tourism : The Attraction of Death and Disaster karya John Lennon dan Malcolm Foley, dark tourism dikaitkan dengan tragedi kematian, perang, bencana, dan mistis.

Dilansir dari Eticon.co.id, dark tourism adalah perjalanan menuju situs – situs yang memiliki sejarah, kisah, atau tragedi tentang kematian manusia secara tragis dan mengenaskan yang bertujuan untuk mengenang, menghormati, dan memperkuat ingatan atas sebuah peristiwa kelam. Umumnya, konsep berwisata ialah menawarkan kesenangan. Namun, konsep dark tourism ialah sebaliknya, yaitu menawarkan kesedihan dan suasana yang mencekam.

Di Indonesia sendiri, dark tourism tergolong berpotensi karena banyaknya lokasi bersejarah yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, contoh wisata dark tourism yang ada di Indonesia yaitu :

  • Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh
  • Gua Jepang dan Gua Belanda, Bandung
  • Lawang Sewu, Semarang
  • Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta
  • Museum Sisa Hartaku, Yogyakarta
  • Pemakaman Desa Trunyan, Bali
  • Lumpur Lapindo, Sidoarjo, dsb.

Lokasi – lokasi ini dibangun di atas lokasi peristiwa penting atau tragedi di masa lampau. Dengan mengunjungi wisata dark tourism, emosi yang muncul saat berwisata akan membentuk rasa penghormatan, perenungan, serta bisa mengenang tragedi secara lebih dekat.

Terlepas dari potensi dark tourism di Indonesia, dark tourism dinilai dapat mengganggu kesakralan yang seharusnya dijaga, dipertahankan dan dilestarikan. Selain itu, dark tourism juga dinilai dapat membuka luka lama bagi sebagian orang yang memiliki keterkaitan terhadap peristiwa atau tragedi di masa lalu.

Maka, melalui hal ini, diharapkan wisatawan yang ingin berkunjung ke wisata dark tourism di Indonesia memiliki etika, kesadaran diri, dan niat yang baik sehingga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan saat berwisata.

Nilai – nilai sejarah pada dark tourism di Indonesia yang menarik perhatian wisatawan diyakini akan popular dan menjadi tren di masa yang akan datang. Peluangnya yang besar dan menjanjikan dapat menjadikan sektor pariwisata semakin melesat tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun