Mohon tunggu...
hilal jbg
hilal jbg Mohon Tunggu... mahasiswa

tidak ada perubahan tanpa adanya perjuangan, tidak ada perjungan yag tidak diwarnai kesulitan kaau mau muda dan gampang ulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-UMM Optimlisasi Limbah Jerami Padi Untuk Pakan Sapi Dengan Metode Amoniasi

26 Agustus 2025   19:40 Diperbarui: 26 Agustus 2025   19:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN-UMM diskusi Penerapan Iptek Amoiasi Jerami Padi di Peternak Rakyat

            Permasalahan utama yang dihadapi peternak sapi  di Dsn sumber, Ds Wonosalam,Kab Jombang Jawa Timur adalah keterbatasan ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau. Ketika rumput segar sulit diperoleh, peternak sering kali terpaksa membeli pakan tambahan dengan harga mahal, sehingga biaya pemeliharaan meningkat. Melihat potensi desa-desa penghasil padi sebenarnya memiliki sumber daya melimpah berupa jerami yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Jerami biasanya hanya ditumpuk atau dibakar, padahal berpotensi besar dijadikan pakan alternatif. Kendalanya, jerami padi memiliki kandungan gizi rendah jika diberikan langsung pada sapi. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, tim PMM Baktimu negri memperkenalkan inovasi pemanfaatan jerami padi menjadi pakan bernutrisi melalui metode amoniasi.

            Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah pertanian sebagai sumber daya berharga. Peternak diberikan pemahaman mengenai kelemahan jerami biasa dan bagaimana teknologi amoniasi mampu meningkatkan kualitas nutrisinya. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan praktik langsung pembuatan jerami amoniasi. Peternak diajarkan mencampur jerami kering dengan larutan urea, menyimpannya dalam kondisi tertutup rapat, serta menjaga proses fermentasi agar berjalan optimal. Metode amoniasi dipilih karena relatif sederhana, menggunakan bahan lokal yang mudah didapat, dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu tiga hingga empat minggu.

            Selama proses pengabdian, tim juga melakukan pendampingan intensif. Peternak diberi arahan cara menjaga kelembapan jerami, memastikan plastik penutup tetap rapat, serta membuka dan mengaduk jerami pada waktu yang tepat. Setelah proses fermentasi selesai, jerami padi amoniasi memiliki tekstur lebih lunak, beraroma segar, dan kandungan proteinnya meningkat. Pakan hasil olahan ini kemudian dicoba langsung pada ternak sapi milik masyarakat. Hasilnya cukup menggembirakan: sapi lebih lahap memakan jerami, bobot tubuh lebih terjaga, dan peternak dapat mengurangi penggunaan pakan hijauan segar

            Dari sisi sosial dan ekonomi, masyarakat merasakan manfaat nyata. Jerami padi yang sebelumnya dianggap limbah kini berubah menjadi sumber pakan berguna. Peternak tidak lagi kesulitan mencari rumput ketika musim kemarau, sekaligus menghemat biaya pembelian pakan tambahan. Dengan demikian, selain meningkatkan produktivitas ternak, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah pertanian secara berkelanjutan.

            Kegiatan pengabdian masyarakat ini membuktikan bahwa inovasi sederhana mampu membawa dampak besar bagi kesejahteraan peternak. Program ini berhasil meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemandirian masyarakat dalam mengelola pakan. Untuk menjaga keberlanjutannya, diperlukan dukungan dari pemerintah desa, kelompok peternak, dan perguruan tinggi. Jika terus dikembangkan, teknologi amoniasi jerami padi bukan hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga dapat menjadi model pemanfaatan limbah pertanian yang dapat diterapkan di berbagai daerah penghasil padi di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun