Mohon tunggu...
Badia Hikmah Safitri
Badia Hikmah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

You can do it !! Let's get it !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bermain dengan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak

20 Oktober 2021   22:31 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:18 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain ini dapat mengahasilkan pengertian, memberikan informasi dan mengembangkan imajinasi anak. Kegiatan bermain dapat di lakukan oleh semua orang, baik dari kalangan anak -anak hingga dewasa. Seperti bermain permainan tradisional ataupun permainan yang lebih modern, seperti video game.

Kegiatan bermain pada anak - anak dapat di gunakan sebagai cara untuk mempererat hubungan bersama orang lain. Tak terkecuali dengan menjalin hubungan dengan teman sebaya. 

Bermain dengan teman sebaya membuat anak akan bermain secara bebas dan tak ada batasan, sehingga anak akan lebih bisa untuk mengembangkan ketrampilan dalam perkembangan sosial emosional, dengan melihat dari tanggapan dari teman sebaya, untuk memulai bekerja sama, saling membantu, berbagi, dan menyelesaikan masalah bersama.

Bermain dapat merangsang perkembangan emosional anak-anak untuk belajar menerima, mengekspresikan, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang positif. Bermain adalah cara yang paling penting untuk mengembangkan keterampilan sosial dan memperluas empati untuk orang lain dan mengurangi egosentrisme (Lestari & Prima, 2017).

Seperti saat bermain ular tangga anak akan belajar menerima kekalahan, saat teman lebih dulu untuk mencapai garis finish. Tak hanya itu, anak juga akan belajar untuk mengekspresikan rasa kekalahan nya dengan baik dalam permaianan tersebut. Belajar mengendalikan emosi bahwa ia akan mencoba sekali lagi di ronde berikutnya, hingga ia akan mencapai garis finish terlebih dahulu.

Pada sikap ini anak termotivasi bahwa ia tak akan marah, kemudian menyerah begitu saja, saat ia kalah di ronde sebelumnya. Justru ia akan lebih berusaha untuk memenangkan permainan di ronde selanjutnya. Sikap ini menjadi bukti bahwa anak dapat menyelesaikan permasalaham dengan cara positif dan mengurasi egosentrisme.

Berdasarkan anak yang memiliki sifat tersebut anak akan memiliki pemikiran  dalam permainan kalah dan menang adalah suatu hal yang biasa terjadi. Maka, kita tak perlu muluk -muluk bangga saat menang dalam permainan, dan teka perlu untu terlalu sedih saat kalah dalam permainan.

Berlandaskan contoh tersebut kegiatan bermain pada anak sangat penting bagi perkembangan sosial dan emosional anak. Saat dewasa ia akan dengan cepat mendapat teman baru, karena sudah terlatih sejak dini untuk berinteraksi dengan orang lain. Berbeda dengan anak yang yang tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik.

Anak-anak dengan keterampilan sosial yang lebih buruk lebih mungkin mengalami kesulitan dengan hubungan teman sebaya. (Keane & Calkins, 2004)

Ketrampilan buruk ini bisa di cegah, yaitu dengan mengajak bermain dengan teman sebayanya saat anak masih berusia dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun