Perkembangan teknologi finansial (fintech) beberapa tahun terakhir menghadirkan berbagai inovasi yang memudahkan kehidupan masyarakat. Salah satu yang paling populer adalah layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau "beli sekarang, bayar nanti." Fitur ini memungkinkan seseorang membeli barang atau jasa meski belum memiliki dana, dengan opsi pembayaran di kemudian hari atau dicicil.
Tren ini begitu diminati anak muda, terutama generasi Z dan milenial, karena prosesnya cepat dan praktis. Cukup dengan smartphone, mereka bisa belanja tanpa harus memiliki kartu kredit. Namun, kemudahan ini juga memunculkan pertanyaan: apakah BNPL benar-benar membantu, atau justru menjerat generasi muda dalam lingkaran utang?
Apa itu Buy Now Pay Later (BNPL)?
BNPL adalah metode pembayaran yang menawarkan keleluasaan konsumen untuk menunda pembayaran. Berbeda dengan kartu kredit yang membutuhkan riwayat keuangan dan syarat tertentu, BNPL bisa diakses hampir semua orang, bahkan mahasiswa.
Di Indonesia, layanan BNPL berkembang pesat lewat platform e-commerce maupun fintech. Contoh paling populer adalah Shopee PayLater, Kredivo, hingga GoPayLater. Cara kerjanya sederhana: pengguna berbelanja, memilih opsi pembayaran BNPL, lalu melunasi tagihan di tanggal jatuh tempo atau dengan cicilan tertentu.
Menurut data Bank Indonesia, pembiayaan lewat layanan BNPL tumbuh 47,6% pada November 2024, mencapai Rp 30,36 triliun. Angka ini menunjukkan betapa cepatnya BNPL diterima masyarakat, terutama kalangan muda.
1.Akses cepat dan mudah
Anak muda tak perlu ribet mengajukan kartu kredit yang penuh syarat. Cukup daftar dengan KTP dan akun aktif, mereka sudah bisa menggunakan BNPL.
2.Fleksibilitas pembayaran
Banyak layanan menyediakan cicilan bulanan dengan bunga ringan, bahkan ada yang 0%. Hal ini membuat anak muda bisa mengatur keuangan lebih fleksibel.