Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aktualisasi Ngaji Santri Ciamis dalam Aksi 212 dan Prestasi

2 Desember 2017   20:34 Diperbarui: 2 Desember 2017   21:51 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Bela Islam yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016 atau yang dikenal aksi 212 sudah di depan mata. Aksi yang tentunya sulit dilupakan bagi para peserta aksi, begitupun dengan saya sendiri. Namun yang saya soroti dalam Aksi Bela Islam 212 adalah kisah heroiknya aksi jalan kaki santri Ciamis ke Jakarta.

Ketika saya melihat beberapa kali tayangan aksi apalagi saat momen sambutan dari masyarakat selama yang dilewati santri Ciamis membuat air mata ini tidak mampu untuk terus membasahi pipi.  Bagaimana tidak, ketika kita seorang manusia yang memiliki hati nurani melihat peristiwa yang menyentuh hati nurani, sangat langka dan mungkin tidak akan terulang di depan mata tidak tersentuh juga ?.

Santri yang awalnya merupakan kaum yang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Namun, dengan peristiwa ini membuktikan bahwa kaum santri yang dalam hal ini diwakili santri Ciamis bisa menjadi tokoh utama dalam membangkitkan ruhul jihad umat untuk membela al-Qur`an dan dengan peristiwa tersebut menandakan bahwa ghirah Islamiyyah umat ini masih ada.

Namun, aksi heroik jalan kaki santri Ciamis ke Jakarta dalam rangka membela al-Qur`an ternyata dinyinyir sebagian kecil orang yang tidak setuju dengan sikap tersebut. Sebelum keberangkatan santri Ciamis ke Jakarta ada spanduk di sekitar Ciamis yang dipasang entah oleh siapa yang memiliki pesan bahwa santri itu tugasnya memperbanyak mengaji jangan banyak aksi.

Apakah benar pernyataan seperti itu ? Lantas bagaimana seandainya santri tersebut diajak aksi atas perintah dan restu Kyai ? Apakah santri harus ikut perintah Kyai atau membangkang kepada Kyai? Jika santri turun ke jalan dan melakukan aksi apakah status mereka tetap santri atau bukan santri ? Apakah santri yang turun aksi 212 mereka tidak ngaji ?

Jika boleh berpendapat, justru turun aksinya Santri Ciamis bela-bela jalan kaki ke Jakarta karena santri Ciamis itu suka ngaji dan mengamalkan apa yang didapat dari mengaji diantaranya membela agama bukan menyinyir perjuangan ulama.

Bahkan, dengan turun aksinya santri Ciamis seharusnya jika kita memang benar seorang santri harusnya berterima kasih kepada mereka, karena santri Ciamis telah mengangkat harkat martabat kaum santri dengan membuktikan bahwa ruh jihad kaum santri masih ada.

Berkat aksi santri Ciamis justru umat semakin mengenal dengan yang namanya santri, bahwa santri bukanlah kaum yang dipandang sebelah mata. Tetapi, santri juga bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam ikut serta memperjuangkan agama. Bahkan dalam sejarahnya justru Ulama dan Santrilah yang menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan negeri ini dari segala bentuk penjajahan.

Memang benar tugas santri adalah mengaji, namun ketika ada perintah dari Kyai untuk membela agama maka santri tidak bisa menolak untuk menyambut seruan itu. Dalam hal ini, Aksi Bela Islam 212 adalah salah satu bentuk untuk membela agama. Pertanyaannya, apakah sikap santri Ciamis salah ketika turun aksi ? lantas menuduh kepada santri yang turun aksi 212 untuk ngaji lagi ?

Berbagai tuduhan dan nyinyiran kepada santri Ciamis sebelum keberangkatan Aksi Bela Islam 212 ternyata dijawab telak oleh santri Ciamis beberapa bulan kemudian. Mengapa demikian, karena  Kafilah Kabupaten Ciamis berhasil meraih Juara Umum pada ajang Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) VI Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung di Pondok Pesantren Al Ittihad Kabupaten Cianjur 22--26 Juli 2017. Sedangkan di posisi kedua ditempati Kabupaten Tasikmalaya dan ketiga menjadi juara bersama antara Kabupaten Bandung dan Kota Tasikmalaya (galamedianews.com, 27/07/2017).

Inilah sebagai bentuk aktualisasi ngjai santri Ciamis dengan aksi dan prestasi. Justru turun aksinya Santri Ciamis bela-bela jalan kaki ke Jakarta karena santri Ciamis itu suka ngaji dan mengamalkan apa yang didapat dari mengaji diantaranya membela agama bukan menyinyir perjuangan para ulama. Karena, mengaji bukanlah untuk memenuhi kepuasan intelektual semata, tetapi dari mengaji itu bagaimana bisa berbuah amal dalam rangka memperjuangkan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun