Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adu Domba ala "Rand Corporation" di Garut

11 November 2017   17:37 Diperbarui: 11 November 2017   18:30 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adu Domba Ala Rand Corporation di Garut (Oleh : Tatang Hidayat)

Hati ini begitu teriris ketika akhir-akhir ini terjadi berbagai peristiwa pembubaran pengajian dan penolakan terhadap beberapa Ustadz di beberapa daerah. Ironi memang, segelintir oknum dari ormas tertentu yang selalu tebar pesona untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, Bhineka Tunggal Ika, IslamRahmatan Lil 'Alamindan beberapa slogan manis lainnya, ternyata apa yang selalu disampaikan hanyalah semu belaka.

Bagaimana tidak, bubarkan pengajian A dengan alasan klasik yakni membahayakan kehidupan bernegara, terutama stigma anti pancasila kembali menggema. Tolak Ustadz B dengan alasan penyampaiannya yang tidak menyejukkan dan berbagai tuduhan sepihak yang sangat tendensius dan belum dibuktikan kebenarannya. Wahai saudaraku, sepelik inikah ukhuwah kita ? ada apa dengan umat ini ? 

Peristiwa penolakan Ustadz Felix Siauw di Bangil menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mengevaluasi ukhuwah umat ini, sudah separah itukah ukhuwah umat ini? Bahkan sosok Kiai Nurcholis Mustari selaku sesepuh Bangil pun tak di indahkan. Kiai  Nurcholis yang merupakan mantan Wakil Syuri'ah NU, sekaligus mantan Wakil Ketua MUI Bangil pun tak di indahkan pendapatnya. Apa daya, usianya yang sudah sepuh tak kunjung di dengar. Ustadz Felix Siauw tetap dihadang. Baik oleh aparat maupun oknum ormas tersebut.

Apakah kamu terbayang dengan seorang ulama sepuh, dengan tongkat menyertainya sebagai pengiring jalan, namun sayangnya pendapatnya tak kunjung didengarkan. Apakah ini akhlak bagi seorang santri yang selalu hormat kepada Kiai? Apakah ini adab seorang murid kepada guru ?  

Lain di Bangil, lain juga di Garut. Agenda Tabligh Akbar yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November 2017 di Alun-Alun Garut yang akan menghadirkan Ust. Bachtiar Nasir dan KH. Ahmad Shabri Lubis mendapat penolakan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut. Penolakan tersebut dituangkan dalam surat yang diberikan ke DKM Masjid Agung Garut. 

Dalam surat yang diberikan pada Minggu (5/11/2017), tertuang jika penolakan karena tausiyah yang diberikan kedua ulama itu tidak menyejukan dan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia. Kembali tuduhan sepihak yang cenderung tendensius menjadi alasan untuk melakukan penghadangan dan penolakan terhadap kegiatan yang tidak sesuai dengan kelompoknya. Sudah separah ini kah ukhuwah kita ?

Awas Politik Adu Domba

Adanya politik adu domba di balik insiden pembubaran pengajian dan penolakan beberapa ustadz semakin menguat. Upaya mengadu domba antara NU dengan ormas Islam lain terutama ormas-ormas Islam yang terlibat Aksi Bela Islam 212 seperti HTI dan FPI memang sangat terasa. Tampak dari reaksi beberapa warga NU yang dalam hal ini diwakili GP Ansor dan Banser diberbagai daerah untuk menghadang kegiatan HTI, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Bachtiar Nasir dan beberapa Ustadz lainnya. Konflik horizontal pun dikhawatirkan meluas di daerah-daerah.

Tidak hanya itu, perluasan insiden penolakan beberapa Ustadz juga tampak dari upaya membangun opini seakan-akan laskar Islam menyerang kelompok yang selama ini merasa paling Pancasilais. Serangan ini dianggap ancaman terhadap Pancasila, ideologi negara, dan pada gilirannya dianggap merupakan ancaman terhadap negara.

Upaya adu domba dan konflik horizontal ini tidak bisa dilepaskan dari grand-strategi negara-negara Imperialis untuk menghancurkan umat Islam dan kekuatan Islam. Untuk itu, negara-negara Imperialis seperti AS memanfaatkan LSM-LSM komprador sebagai penghianat bangsa yang menjadi kaki tangannya untuk memprovokasi konflik.

Grands strategi ini bisa terlihat dengan jelas dari rekomendasi Rand Corporation yang merupakan think-thank neo-conservative AS yang banyak mendukung kebijakan Gedung Putih. Dalam rekomendasi Cheryl Benard dari Rand Corporation yang berjudul (CIVIL DEMOCRATIC ISLAM , PARTNERS ,RESOURCES, AND STRATEGIES) secara detik diungkap upaya untuk memecah belah umat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun