Mohon tunggu...
Nur Hidayah
Nur Hidayah Mohon Tunggu... -

Seorang Istri dari Seorang suami, dan seorang Ibu dari Seorang Anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kain Jarik dari Ibu, Hantarkanku Menjadi Seorang Ibu

1 Januari 2018   20:19 Diperbarui: 1 Januari 2018   20:29 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti memiliki kisah tersendiri bersama ibu mereka. Bisa merasakan kasih sayang seorang ibu adalah anugerah luar biasa dari Sang Pencipta. Banyak yang mengatakan, "Ibu adalah seseorang yang bisa menggantikan posisi semua orang, namun semua orang tak bisa menggantikan posisi ibu". Menurutku dan kuyakin menurut kalian semua ungkapan ini benar sekali adanya. Ibu bisa menjadi Ayah, guru, bahkan teman. Ibu satu-satunya orang yang dengan sabar mau mendengarkan keluh kesah kita. Di dunia ini tak akan pernah ada orang yang bisa mencintai kita melebihi Ibu. Bagaimana tidak? 

Beliau rela merasakan sakit yang luar biasa saat melahirkan kita. Tak berhenti sampai disini, hari-harinya setelah melahirkan beliau habiskan untuk merawat kita dengan penuh kelembutan. Memandikan, mengganti popok, menyusui, menyayikan nina bobok saat kita rewel tak bisa tidur bahkan rela dirinya begadang tak tidur semalaman demi menjaga kita saat tengah sakit. Beliau bahkan sampai tak ada waktu merawat diri, tubuhnya  tak lagi indah ketika beliau memikat ayah, wajahnya polos tak berpoles kosmetik mewah, namun pesonanya melebihi artis ibu kota meski tak melakukan perawatan berjuta-juta. 

Pertanyaannya adalah, sudahkah kita berbakti? Karena andaipun bumi ini beserta seluruh isinya diberikan tak kan mampu membalas jasa beliau, dan bukan itu pula yang beliau minta karena seperti kata pepatah "Ibu hanya ingin memberi, tak harap kembali". Mengingat ibu, tak hanya kasih sayang yang beliau berikan yang membuat kita terkenang, namun juga terkadang ada barang-barang tertentu dari beliau yang teramat berarti bagi kita. Bukan soal harga, tapi soal makna di dalamnya. Nah itu dia yang akan aku ceritakan kali ini. Ada 1 barang pemberian ibu yang sangat berarti dalam hidupku, yaitu kain jarik. 

Buat kamu yang belum mengetahui apa itu kain jarik, jarik adalah kain panjang bercorak batik, dengan warna dasar hitam dan motif yang bermacam-macam. Dulu kain jarik biasa dipakai para ksatria Jawa, namun sekarang jarik seringkali dipakai orang-orang tua dengan cara dililit sebagai ganti rok, di daerahku jarik juga biasanya dipakai sebagai alas untuk melahirkan, dengan filosofi agar bayi keluar dengan lancar dan lurus seperti kainnya.

Kembali ke cerita, setelah aku menikah aku diboyong suamiku untuk tinggal dirumahnya( mertuaku ), jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah orang tuaku. Seminggu sekali aku menengok orang tua. Waktu itu aku tengah mengandung 9 bulan, Ibu memberiku kain jarik tersebut. "Iki jarit gowonen kanggo babaran Nduk" yang artinya " Ini Jarik bawalah untuk kamu melahirkan" begitu pesan Ibu sembari menyodorkan jariknya. Seminggu setelahnya, tepatnya hari jumat 11 Agustus 2017 aku melahirkan di Puskesmas dengan alas jarik pemberian ibu. 

Jarik itu sangat berarti karena menjadi saksi yang mengahantarkanku menjadi seorang ibu, bertaruh nyawa ditemani jarik dari ibu seperti ada kekuatan tersendiri yang memotivasiku untuk terus berjuang. Kini aku juga merasakan apa yang dulu ibu rasakan kala melahirkanku. Tak heran jika dibawah kaki ibu terletak surga-Nya Sang Pencipta karena pengorbanannya tak bisa dipandang sebelah mata. Terimakasih Bu. Dan untuk seluruh Ibu dimanapun berada, Kalian wanita yang hebat, Kalian Pahlawan sejati, pahlawan yang bersenjatakan kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun