Mohon tunggu...
Hidayah Qudus
Hidayah Qudus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Perindu hujan dan penikmat kopi di senja hari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemilik blog di https://hiqudsstory.com , content writer, social media enthusiast, juga ibu 3 anak yang bekerja dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Satu Lidi Menjadi Sapu, Maka Satu Artikel Bisa Menjadi Buku: Inspirasi 10 Tahun Menulis Pak Thamrin Dahlan

21 Agustus 2020   09:21 Diperbarui: 21 Agustus 2020   09:18 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang menyangka bahwa kesukaan saya menulis diary atau buku harian sejak kecil membawa saya untuk membuat blog pribadi. Dari cerita sehari-hari masa sekolah, suka duka, susah senang, biasanya saya tuangkan di buku harian.

Dok.pri
Dok.pri
Namun jaman berganti dan teknologipun makin berkembang. Media menulispun kini tidak hanya berupa buku tapi mulai bergerak ke digital. Tapi tetap eksistensi buku masih diperlukan. Saya menyukai sensasi membaca buku terutama sensasi dari aroma lembar demi lembar halamannya.

Impian mempunyai buku sendiri sudah lama saya idam-idamkan. Namun apa daya untuk membuat dan menerbitkan buku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada berbagai prosedur terutama mengenai perijinan yang tidak bisa begitu saja dilewatkan.

Bak gayung bersambut, saya menerima tawaran undangan dari mbak Muthiah seorang Kompasianer senior untuk menghadiri temu muka dalam rangka memperingati 10 tahun menulis bapak Thamrin Dahlan.

Dok.pri
Dok.pri
Siapa yang gak kenal beliau, seorang penulis yang aktif di Kompasiana yang bahkan telah menerbitkan puluhan bukunya sendiri. Beberapa kali saya membaca tulisan beliau di Kompasiana.

Bertempat di salah sebuah coffee shop di bilangan Depok, kami berkumpul dan mendapatkan banyak kisah inspiratif dibalik lahirnya tulisan-tulisan beliau. Hebatnya lagi sekarang beliau mempunyai Yayasan yang khusus bergerak di penerbitan buku dan literasi yang murni untuk membantu para penulis menerbitkan bukunya. Yayasan tersebut adalah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan atau YPTD.

Dok.pri
Dok.pri
YPTD mempunyai barcode dan legalitas dalam menerbitkan bukunya sendiri, dalam hal ini ISBN (International Standard Book Number). Satu hal yang banyak orang mengira sulit untuk dilakukan tapi tidak bagi YPTD dalam membantu penulis menerbitkan bukunya.
Dok.pri
Dok.pri
Pak Thamrin Dahlan yang lahir di tanah Sumatera ini sejak 2010 menulis sekitar 2750 artikel di Kompasiana. Kegelisahan dan keinginan beliau untuk menjadikan tulisannya menjadi sebuah buku inilah yang akhirnya membawa beliau mendirikan YPTD ini. Terbilang 30 buku sudah beliau terbitkan, bahkan beliau masih semangat untuk menerbitkan buku-buku selanjutnya.

Bila satu lidi yang digabungkan bisa menjadi sapu yang membantu membersihkan halaman rumah, maka artikel atau tulisan yang kita buat bisa menjadi buku yang memiliki nilai historis bagi penulisnya. Bahkan dengan buku juga bisa menaikkan prestige penulisnya.

Sekarang ini bahkan menjadi trend tersendiri dimana buku menjadi souvenir atau kenang-kenangan yang dibagikan kepada sahabat, kerabat, rekan bisnis sebagai bagian dari self image atau branding diri.

Dok.pri
Dok.pri
Ibarat mahkota bagi raja, maka buku menjadi mahkota bagi penulis. Buku menjadi jejak fisik yang abadi buat para penulis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun