Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Evolusi dan Netralitas

16 November 2017   15:06 Diperbarui: 16 November 2017   15:11 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.linkedin.com/pulse/three-best-compliments-i-have-ever-received-geni-whitehouse/

Dua hari yang lalu, anak saya yang duduk di bangku SMA mengikuti ujian Biologi dengan topik evolusi. Menariknya, ujian ini dilakukan menjelang pelajaran berakhir dan waktunya hanya 5 menit. Sebelum saya lanjutkan, sebaiknya saya ceritakan dulu latar belakang kisah ini.

Anak saya sejak kelas 6 bersekolah di sekolah international di kota Oulu, Finlandia. Saat ini dia ada di jenjang SMA yang menggunakan kurikulum IB (International Baccalaureate), tetapi karena kurikulum Diploma Program (DP) untuk SMA hanya 2 tahun sedang program regular SMA di Finlandia 3 tahun, maka tahun pertama dimasukkan sebagai pre-DP dan sistem pembelajarannya digabungkan dengan sekolah non-IB sehingga ada guru-guru yang tidak terbiasa mengajar dalam bahasa Inggris.

Hal ini menjadi kendala bagi banyak siswa yang baru saja pindah ke Finlandia tanpa mengerti bahasa yang dipakai di negara ini. Empat tahun mengenyam pendidikan di Finlandia membuat anak saya mencapai level B1 menurut acuan baku penguasaan bahasa di Eropa. Pada level ini, seseorang mampu berkomunikasi tetapi dengan struktur bahasa yang terbatas. Kembali ke masalah bahasa Inggris, sebagian besar guru (yang mungkin termasuk guru yang tidak mau berubah), menggunakan bahasa campuran, bahkan dengan porsi lebih besar ke bahasa Finlandia.

Akibatnya, cukup banyak anak yang belum menguasai bahasa ini mengalami kesulitan dalam belajar. Selain itu, soal ujian juga dibuat dalam 2 bahasa. Permasalahan muncul tatkala proses penerjemahannya yang tidak benar-benar baku sehingga perlu waktu beberapa saat untuk mengerti apa yang dimaksud oleh si guru.

Kembali ke urusan quiz Biologi tadi, guru membuat soal yang bisa dijawab dengan Benar atau Salah. Pengalaman saya sebagai seorang dosen, soal model begini biasanya penuh dengan jebakan sehingga harus dibaca dengan teliti untuk mengerti dengan baik apa yang dimaksud oleh pernyataan yang akan dievaluasi itu. Nah, masalah akan muncul tatkala soal tidak diterjemahkan dengan baik sehingga bisa menimbulkan salah tafsir.

Keberatan saya terhadap quiz itu adalah topik yang diambil. Jika topik ini berhubungan dengan sesuatu yang sudah pasti, maka justifikasi jawaban bisa dilakukan dengan bertanggung jawab. Tetapi bagaimana dengan teori evolusi? Bukankah dalam kalangan penganut evolusi sendiri ada pertentangan? Contoh: kasus leher jerapah. Charles Darwin, penulis buku the Origin of Species, dan Chevalier de Lamarck, evolusionist dar Perancis, memiliki pandangan yang berbeda. 

Lamarck berpendapat bahwa leher jerapah memanjang dari ukuran asalnya karena harus menjangkau daun yang menjadi makanannya sehingga ada "nervous fluid" yang mempengaruhi proses pemanjangan leher tersebut dan leher yang makin panjang ini lalu diturunkan kepada generasi berikutnya. Bagaimana Lamarck bisa memastikan bahwa dedaunan itu letaknya di tempat yang tinggi? Bukankah kalau daun itu berada di tempat yang rendah, si jerapah tidak perlu 'memanjangkan' lehernya? Apakah jerapah termasuk hewan yang pemilih dalam hal makanan? Apakah sebuah keinginan untuk menjangkau daun yang letaknya tinggi bisa memicu "nervous fluid" sebagaimana hipotesa Lamarck? Memang sekarang jerapah memakan dedaunan yang letaknya tinggi karena kesulitan menjangkau daun yang tumbuh dekat dengan tanah. 

Darwin memiliki konsep tentang variasi sehingga jerapah dilahirkan dengan panjang leher yang berbeda. Jerapah berleher pendek mati karena tidak mendapatkan makanan sehingga tinggalah kita mendapatkan jerapah berleher panjang. Hmmmm... kalau ada generasi jerapah berleher pendek, bukankah dia bisa makan daun yang tidak terlalu tinggi? Mengapa harus menjangkau yang lebih tinggi? Mungkin lebih enak kali... 

Tidak ada satu pun yang netral di dunia ini, termasuk guru biologi pengajar teori evolusi. Dengan demikian, pandangan guru biologi terhadap evolusi pasti tidak netral, dimana sekelompok orang akan mendukung teori A menolak teori B dan kelompok lain mengambil posisi yang berlawanan. Dalam kasus quiz seperti ini, seorang siswa harus mengetahui guru biologi itu cenderung berada di sisi mana. Ketidakjelasan akan informasi ini membuat siswa tidak bisa menjawab seperti yang diinginkan gurunya, dan itu akan menimbulkan masalah.

Model quiz dengan jawaban Benar Salah mengharuskan siswa membaca dengan teliti setiap pernyataan untuk dapat dihubungkan dengan fakta-fakta yang telah dipelajari. Kalau fakta-fakta tersebut masih berupa teori yang diperdebatkan, bukankah kita sedang kehilangan dasar untuk menjawab Benar atau Salah? Belum lagi dalam kasus quiz anak saya itu, pertanyaan tidak diterjemahkan dari bahasa Finlandia ke bahasa Inggris dengan baik. Bias yang muncul akan semakin besar.

Evolusi adalah sebuah hipotesa yang belum bisa dibuktikan hingga saat ini tetapi sudah disebarluaskan sebagai sebuah kebenaran. Kata yang sering dipakai oleh penganut evolusi adalah "missing link" atau rantai yang hilang. Misalnya dalam kasus nenek moyang manusia, mereka hang bisa menemukan golongan kera dan golongan manusia purba. Lalu, untuk mempertahankan teori tersebut, muncul istilah "missing link". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun