SINOPSIS : Pisank Man Pahlawan Jomblo Mengejar Cinta.
Sore kelabu matanya sembab air matanya mengalir menjadi telaga sungai. Begitu terasa kesedihan hidupnya. Dia seorang pria berumur 20 tahun yang belum juga menikah. Kesehariannya menulis puisi sembari mengisi waktu dengan bekerja serabutan.Â
Memiliki seekor kambing di belakang rumahnya bertubuh besar gagah berjenis etawa senduro. Rumahnya mengingatkan gubuk reot dari bamboo yang lebih buruk lagi. Angin bisa masuk seenaknya, lewat dindingnya yang banyak berlubang. Terkadang ada tetangga yang berzakat kepadanya di bulan ramadhan.Â
Secara tidak sengaja Pisank Man bertemu dengan Wortel Women. Wanita yang memiliki tempat istimewa di hatinya. Tidak semua wanita menunggu cinta pertamanya datang. Tetapi semua wanita pasti menunggu cinta yang terakhir.Â
Sebab hanya cinta yang tidak bisa menyontek. Sekalipun orang lain mencontohkannya. Wanita selalu memiliki prinsip hidup; tidak boleh pacaran. Tinggal seberapa kuat dia bertahan dari gempuran cinta yang dimiliki pria. Cinta bukan perdagangan yang bisa ditawar dengan harga.