Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Senduro Lebih Sae

21 Februari 2018   18:33 Diperbarui: 21 Februari 2018   18:36 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceritanya begini, ada idelogi baru yang mengaku-ngaku menjadi adik dari aliran marhaenisme. Kabar itu membuat si empunya dikejar-kejar para filsuf yang penasaran apa istimewanya pakem ideologi baru itu. "oh siapa dia, aku penasaran bingitt" gumam batin seorang filsof bernama wiro gembeng. Tidak hanya sampai di para filsof, tetapi para kyai musholla, kyai langgar, kyai kampung juga penasaran banget akan hal itu. Mereka semua segera mengirimkan sejuta telik sandi untuk mencari siapa si empunya  itu, juga tidak luput meminta bantuan dari FBI, CIA, ISIS, Israel, dll. "sebuah surat terbuka, sayembara, bagi siapa yang dapat menemukan siapa pembuat ideologi baru tersebut diatas, akan mendapatkan hadiah setara nominal hadiah juara satu Dangdut Akademi Indosiar. 

Silahkan menghubungi  Saya. Demikian, terimakasih". Teriak seorang milyader, paman wiro gembeng. Berita sayembara itu konon membuat masyarakat melupakan trend batu akik, semua berbondong-bondong beralih profesi memburu si empunya ideologi baru itu. "aku pasti bisa menemukan dia, karena dia jodohku. Sudah jodoh pasti juga bertemu." Ambisi salah satu masyarakat, cucu paman wiro gembeng. Apesnya tidak semua masyarakat tahu bagaimana ciri-ciri fisik si empunya, yang tahu persis akan hal itu hanya satu orang, yaitu seorang milyader, paman wiro gembeng. 

Jadi beliaulah yang mengeluarkan sayembara, tetapi pada akhirnya hanya dia yang kemungkinan besar dapat menemukan siapa yang dia cari. Berdalih membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, kekayaan paman wiro gembeng berawal dari gayanya yang pandai berjudi dan meraup untung  dari bisnis laknat itu. Usut punya usut, memang benar seminggu setelah sayembara diumumkan, pemenangnya adalah paman wiro gembeng sendiri. Masyarakat mendengar hal itu murka, ada yang dendam sampai akhirnya mencari jasa dukun, santet angak ho. 

Ada yang mencari jasa bengkel, penghulu, (ngapain? Saya juga gak tau, hihihi). Ternyata siapa si empunya ideologi baru itu?, dia adalah adit, teman mulan sesosok yang juga pernah mencetuskan ajaran manunggaling kawulo senduro. Kali ini adit kembali bergeming dengan ideologi barunya "trah rojo yo arek senduro, ngawiti kabupaten senduro, kecamatan lumajang. Gemah ripah loh jinawi, memayu hayuning bawono." Menurutnya, keturunan raja hanya pemuda senduro yang memulai kabupaten senduro kecamatan lumajang tanah air terbaik , membangun dan mempercantik dunia. 

Para filsuf berkumpul untuk mendengarkan seminar dari adit. Mereka dengan takdim menghayati bait-bait dari risalah yang disampaikan adit. " Kita sudah saatnya untuk menghidupkan marhaenisme kembali. Jika tidak, kita akan semakin tersudut oleh aliran kapitalis dan juga sekularisme. Langkah awal dari yang utama selalu dari yang kecil. Marhaenisme selalu memihak yang kecil, rakyat jelata. La mengapa kita memikirkan untuk mengejar yang utama tanpa memikirkan hal yang kecil?. Yah karena kita semakin ingin menang sendiri, ingin kaya sendiri, itulah kapitalisme. La mengapa ada kapitalisme? Yah, itu karena otak kita dihimpit oleh virus mematikan, itulah sekularisme. Sejahterakan lumajang dari yang kecil. Senduro lebih utama daripada Lumajang. 

Ekonomi dibangun dari pola berfikir itu, kenapa? Karena tidak mungkin dapat membangun lumajang tanpa menjadikan pembangunan senduro sekelas/selevel/sederajat dengan kabupaten. Itu !." begitulah pernyataan adit. Wihh riuh semarak suara para filsuf yang ingin bertanya kepadanya. Sesekali adit menoleh ke kanan-kiri, sudut pandangannya tertuju ke satu orang yang sangat antusias menatapnya, dia adalah wiro gembeng. "begini mas adit, sosswitt bangettt. Saya gak jadi Tanya wes.hmmhmmmhm." nada wiro gembeng dibarengi suara tangisan kesemsem. 

Satu persatu pertanyaan dapat adit jawab dengan sangat jelas. Para filsuf semakin fanatik terhadap pemikiran adit. Cerita kepopuleran adit semakin menjadi-jadi. Tetapi apes, adit kena santet nyasar oleh dukun bayaran angak ho yang dendam kepada paman wiro gembeng. Adit pun dirawat ke puskesmas. Butuh waktu seminggu untuk kondisinya pulih kembali. Setelah sehat, adit memutuskan untuk tidak lagi bertemu para filsuf. Dirinya lebih memilih uzlah (menyendiri). Menurut kabar masyarakat, adit ingin lebih fokus untuk menata hidupnya dan menghilang dari dunia yang membesarkan namanya. Tamat.

Semoga bermanfaat.
Salam hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun