Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negara Adalah Rakyat, Maka Membela Negara Adalah Jihad

13 Oktober 2017   06:08 Diperbarui: 13 Oktober 2017   06:46 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Indonesia - http://hariansib.co

Betapa menginspirasinya kisah Nabi Muhammad SAW saat merebut kota Mekah sebagai bagian dari perjuangan membentuk dan mempertahankan Negara Islam. Perjuangan Nabi Muhammad menaklukkan Mekah pada 11 Januari 630 Masehi adalah merupakan perjuangan bela negara. Lebih dari 13 abad kemudian, di sebuah kota di Asia Tenggara bernama Surabaya, konsep jihad yang pernah digunakan Nabi Muhammad terjadi kembali. Perang 10 November 1945 menghadapi Belanda melalui NICA di Surabaya telah menjadi momentum di mana konsep Islam telah beradaptasi dengan tepat pada perjuangan melawan kolonialisme.

Bersama Bung Tomo yang berpidato membakar semangat para pemuda dengan meneriakkan "allahuakbar", maka jihad menempatkan dirinya dalam semangat untuk membebaskan sebuah kaum dari jerat kolonialisme yang telah bergulir dalam hitungan abad.

Kisah sejarah ini menjelaskan kepada kita bahwa agama di zaman negara modern saat ini lebih merupakan sebagai ideologi yang ditanamkan secara kuat di dalam hati dan pikiran. Agama menjadi dasar untuk melakukan perjuangan dalam kompetisi antar bangsa-bangsa di dunia.  Bagi kita di zaman ini, tantangan baru muncul karena adanya isu khilafah dan kecenderungan menolak warga non-muslim dalam kehidupan Indonesia sebagai negara modern. Seakan-akan, Islam tidak pernah punya sejarah yang saling mendukung dengan kemerdekaan Indonesia.

Di dalam Islam sendiri, jihad membela negara sebagaimana negara modern tidaklah disebutkan secara tegas. Dalam Surah An Naml (27 : 34), dikisahkan bahwa petinggi kerajaan Saba berusaha melindungi negaranya dari serangan musuh. Kisah ini menjadi dasar bahwa jihad juga termasuk dalam aksi bela negara. "Upaya yang sungguh-sungguh melibatkan seluruh komponen bangsa untuk mempertahanan negara itu bisa disebut sebagai "jihad" dalam pengertian yang luas. Sebab eksistensi negara merupakan wadah yang diharapkan bisa melindungi rakyat dari gangguan bangsa lain. Bukankah negara sesungguhnya didirikan untuk melindungi warganya, menciptakan keadilan dan kesejahteraan bangsanya?" tulis peneliti Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdul Mustaqim.

Memiliki negara, atau bernaung di bawah sebuah negara, adalah cara untuk membuat kehidupan menjadi damai di antara umat manusia. Negara, terlepas baik dan buruk pengelolanya, didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan penghargaan terhadap martabat manusia. Bukankah kemerdekaan dari kolonialisme adalah upaya untuk membuat harga diri rakyat Indonesia dijunjung setinggi-tingginya?

Maka, kini penting bagi kita untuk percaya bahwa jihadmembela negara merupakan jihad yang relevan. Menggunakan kata jihad untuk mengharamkan eksistensi negara bernama Indonesia, bukanlah jihad yang bijaksana bagi kita. Apa yang dilakukan oleh kelompok radikal, yang melakukan tindakan intoleran dengan mengatasnakan jihad, tentu  menjadi perilaku yang tidak perlu dicontoh. Karena jihad dengan cara kekerasan, sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan jihad dengan cara-cara merugikan orang lain. Dan perbuatan semacam itu, jelas merugikan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun