Bantul (29/07)-Â Sampah tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data nasional tahun 2018 menunjukkan bahwa 62% sampah di negeri ini dihasilkan dari sampah domestik atau sampah dari aktivitas rumah tangga. Merujuk pada data Statistik Lingkungan Hidup Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejauh ini baru 1,2% rumah tangga yang mendaur ulang sampahnya.
Walaupun sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari, nyatanya limbah rumah tangga mampu mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan keberadaan limbah rumah tangga yang menumpuk dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mengundang datangnya lalat. Untuk itu pengelolaan limbah rumah tangga harus dilakukan walaupun dalam skala kecil.
Salah satu contoh pengelolaan limbah rumah tangga adalah dengan menjadikannya kompos. Mahasiswa KKN UNDIP pada Minggu, 25 Juli 2021 di Dusun Bandut Kidul, Argorejo, Sedayu, Bantul telah melaksanakan sosialisasi dan edukasi pengelolaan limbah rumah tangga secara daring menggunakan Google Meet. Sosialisasi ini dihadiri oleh masyarakat Dusun Bandut Kidul dan masyarakat umum.
Selama kegiatan sosialisasi berlangsung, diterangkan mengenai pembuatan kompos dari limbah rumah tangga, manfaat dari pembuatan kompos, dan keunggulan pupuk kompos dibandingkan pupuk kimia. Kegiatan sosialisasi berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Pada sesi tanya jawab Farida (20), salah satu peserta menanyakan bagaimana cara mengatasi kompos yang berbau dan berlendir. Pada dasarnya tidak ada kompos yang gagal, hanya perlu diperbaiki saja, sehingga jawaban atas permasalahan tersebut adalah dengan memperbaiki drainase air pada komposter dan penambahan konsentrasi karbon dengan cara menambahkan daun-daun kering ataupun ranting pohon. Pada akhir acara sosialisasi, dilakukan absensi bagi peserta serta kritik dan saran bagi pemateri.
Selain sosialisasi secara daring, mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan informasi Pengelolaan Limbah menjadi Kompos dalam bentuk poster. Hal ini ditujukan bagi warga Bandut Kidul, Sedayu, Bantul yang belum dapat mengikuti sosialisasi. Poster kemudian ditempelkan pada tempat-tempat strategis seperti papan pengumuman Kalurahan Argorejo dan Masjid At-Thohiroh, sehingga masyarakat mampu memperoleh informasi yang kemudian dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan edukasi yang telah dilaksanakan, masyarakat menjadi lebih peduli lingkungan dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Â Selain itu, diharapkan masyarakat menjadi kreatif dan memiliki penghasilan tambahan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang tidak bernilai guna menjadi kompos yang memiliki nilai guna. Saatnya ubah sampah menjadi berkah!
Penulis : Hesti Tri Rahayu (Biologi FSM UNDIP 2018)