Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warung Ramah Perempuan yang "Melawan" Egoisme Kaum Lelaki

17 Januari 2018   09:35 Diperbarui: 17 Januari 2018   09:58 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Three S tampak dari samping. Dok pribadi

Apakah benar kaum lelaki itu egois? Jika dihubungkan dengan budaya patriarki yang begitu kental maka jawabannya akan iya. Gambaran itu bisa kita lihat dalam suatu ruang publik. Keegoisan itu dapat dilihat dengan begitu rasa tanpa beban kaum lelaki dengan merokok, parahnya lagi kadang tidak mengindahkan larangan ruang atau daerah yang merupakan bebas asap rokok. Misalnya di ruangan ber-AC, halaman tempat ibadah, serta lingkungan pendidikan.

Keegoisan lelaki itu juga tampak di ruang komersial seperti di kafe ataupun di angkutan umum. Bentuk keegoisan ini tampaknya suatu yang tidak adil bagi kaum perempuan. Ketidakadilan yang dibentuk dengan presepsi bahwa kaum lelaki itu "bebas" untuk merokok, sedangkan bagi perempuan adalah sesuatu yang tak pantas. Jika ada perempuan yang merokok maka bisa dianggap dari kalangan perempuan "nakal".

Hal yang sifatnya keegoisan dan ketidakadilan --karena jelas merugikan- tentu tidak disukai oleh kaum perempuan itu. Di ruang komersil seperti kafe dominasi kaum lelaki begitu terlihat yang  jumlahnya pasti akan lebih banyak. Di samping itu kaum lelaki dapat menyalurkan hasrat dalam interaksi sosialnya: nongkrong. Sedikitnya kaum perempuan itu lebih dikarenakan posisi "mengalah" tanpa ada kesempatan untuk "melawan".

Tak sekadar menjual rasa, warung ini juga dipercantik di bagian interiornya. Dok pribadi
Tak sekadar menjual rasa, warung ini juga dipercantik di bagian interiornya. Dok pribadi
Warung S Three sebagai bentuk solusi

Warung atau kafe yang mengakomodasi keegoisan lelaki sudah terlalu banyak. Kaum lelaki rupanya tidak terlalu peka akan keinginan perempuan itu, setidaknya bebas dari asap rokok. Bagi perempuan terus berkeluh kesah tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Membuat warung yang khusus adalah suatu jalan keluar terbaik.

Hal ini kemudian mengapa Warung S Three (dibaca èstri)  itu menjadi ada. S Three merupakan nama yang unik yang kebetulan dalam bahasa Jawa èstri berarti perempuan. Lokasinya berada di Jalan Joyosuko, Merjosari, Kota Malang. Nama S Three setidaknya penjabaran dari S yang berjumlah tiga (Syar'i  Serba Sehat) yang peluncurannya pada hari selasa (8/01). Warung ini dikhususkan bagi pengunjung perempuan saja. Bagi kaum lelaki masih bisa diberi ruang asalkan itu muhrimnya seperti ayah, paman, adik, kakak, atau suami. Di luar status itu lelaki dilarang masuk kecuali posisi "darurat" atau pada situasi "khusus".

Pada hari Sabtu (13/01) komunitas Bolang (Blogger Kompasiana Malang) diberi kesempatan untuk mengunjungi warung ini sekaligus acara rapat awal tahun di 2018 ini. Kunjungan ini tentu ada para lelakinya termasuk saya (dan rekan lainnya), dan telah memperoleh izin oleh pengelolanya Maksum karena dibuat kopdar dan rapat. Di luar situasi itu, lelaki perlu kulo nuwun dahulu sebelum duduk di kursi warung ini.

Menurut Maksum didirikan warung khusus perempuan ini ada alasan yang cukup kuat bukan sekadar urusan perbedaan sex (jenis kelamin) atau bias gender. Menurutnya perempuan -seperti halnya lelaki- perlu juga tempat untuk nongkrong. Namun perempuan juga perlu tempat yang nyaman untuk itu. Salah satunya adalah ruangan yang bebas asap rokok, maklum saja mayoritas perempuan perokok pasif yang jelasnya asap rokok itu sangat mengganggu.

Alasan lain adalah bentuk diferensiasi, belum ada warung yang khusus perempuan sehingga mengundang ketertarikan. Selain itu warung ini merupakan pengembangan usaha dari Pondok Putri AHAF (Al-Hikmah Al-Fathimiyyah) yang bekerja sama dengan Baznas Kota Malang.  Warung ini juga bisa juga tempat nongkrong-nya para santriwati tersebut, yang juga terbuka bagi perempuan dari kalangan umum, yang ternyata disambut lebih banyak. Merjosari merupakan daerah yang strategis berhubung di sekitarnya berdiri beberapa kampus.  

Maksum di antara warung yang dikelolanya. Dok pribadi
Maksum di antara warung yang dikelolanya. Dok pribadi
Perlu perlakuan khusus

Berhadapan dengan kaum hawa memang perlu perlakuan khusus. Di beberapa warung misalnya jika berhadapan dengan pembeli perempuan kadang ditanya terlebih dahulu untuk nasinya pakai penuh atau setengah. Bisa jadi pertanyaan ini tidak mengenakkan bagi perempuan yang dikesankan makannya sedikit, yang padahal pada kenyataannya belum tentu demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun