Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyanyian Biarawan Tua di Hari Natal

23 Desember 2018   21:30 Diperbarui: 27 Desember 2018   20:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(akuorangutara.blogspot.com)

[htb/23/12/18] Corrie Ten Bom pernah menceritakan tentang kisah seorang biarawan tua yang selalu menyanyikan lagu-lagu Natal dalam setiap perayaan Natal  yang diadakan di biara. Biarawan tua itu bernyanyi di depan teman-temannya dan para tamu yang datang. Suaranya sangat jelek, namun setiap lagu yang ia nyanyikan lahir dari hati yang sangat mengasihi Tuhan.

Suatu hari, kepala biara memanggilnya, dan mengatakan, "Maafkan saya saudara Don, mulai hari Natal nanti engkau tidak usah lagi menyanyikan lagu-lagu Natal, karena kita sudah mempunyai seorang biarawan baru yang bersuara merdu."

Akhirnya pada perayaan Natal, tampillah biarawan baru itu, dengan suara yang sangat indah ia menyanyikan lagu-lagu Natal. Semua orang senang dan puas dengan penampilan biarawan baru itu. Sangat bagus dan memukau!

Namun pada malam hari, setelah semua orang beristirahat dan masih menikmati keindahan suara biarawan baru itu, seorang malaikat datang kepada kepala biara dan berkata, "Mengapa kali ini kamu tidak menyanyikan lagu Natal?"

Kepala biara terkejut dan menjawab, "Bukankah tadi kami sudah menyanyikan lagu-lagu Natal yang indah? Apakah engkau tidak mendengar suara merdu biarawan muda itu?"

Malaikat itu menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sedih, "Suara biarawan muda itu mungkin merdu dan menyenangkan telingamu, tetapi kami yang di sorga tidak mendengar apa-apa."

Rupanya, biarawan tua dengan suara yang buruk itu telah menyentuh hati mereka yang tinggal di sorga, karena ia menyanyikannya dengan hati yang sangat mengasihi Yesus Kristus, Tuhannya. Sedangkan biarawan muda yang bersuara merdu  itu, menyanyi untuk keuntungannya sendiri, mendapatkan pujian dan bukan untuk Tuhan, sehingga lagu-lagu yang dinyanyikannnya tidak sedikitpun  menyentuh hati mereka yang di sorga.

Dari peristiwa itu kita tahu bahwa tidak selamanya yang indah  di dunia juga indah di sorga, tidak selamanya yang bernilai tinggi di dunia, bernilai tinggi di sorga, dan tidak selamanya yang bernilai mahal di dunia, bernilai mahal di sorga. Pandanglah segala sesuatu dari pandangan sorgawi, yang mampu melihat kemuliaan batiniah lebih dari penampilan lahiriah.

Selamat hari Natal saudaraku, kiranya Terang Kristus menerangi nuranimu....

hatebe/23/12/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun