Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berhati-hati Memilih Sayuran (Bayam, Sawi dan Kangkung)

3 Juni 2016   09:37 Diperbarui: 3 Juni 2016   20:27 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sayuran untuk lalapan ini cocok dengan sambal terasi (Dok. Pribadi)

Pada suatu siang, saya dan rekan kerja makan di kantin Chindo dekat kampus. Waktu itu kami pilih menu pepes ikan patin yang dilengkapi dengan sambel terasi dan lalapan rebus serta mentimun segar. Hmmm perut yang lapar semakin berselera menyantap hidangan yang tersaji di depan mata. Ketika menyantap sayuran rebus yang dicocol sambel terasi itulah secara tidak sengaja kami ngobrol dengan topik tentang sayuran. Dari sayuran di pasar sampai sayuran organik. Lalu nyeletuklah seorang teman, “tetapi kita harus hati-hati dengan sayur bayam”. Nah apakah yang dimaksud oleh teman itu? Untuk mencari tahu itulah yang membuat saya tertarik menuliskannya di sini.

Sudah kita ketahui bahwa sayuran secara umum sangat menyehatkan dan sebaiknya kita konsumsi. Namun kita juga harus tau asal-muasal tanaman tersebut di mana ditanam. Ternyata beberapa jenis sayuran dapat menurunkan kandungan logam berat di dalam tanah. Tanaman ini disebut dengan tanaman hiperakumulator yang mampu menyerap dan mengakumulasikan logam berat di dalam jaringan tanaman.

Logam berat yang dihasilkan dari aktivitas manusia dapat dengan mudah memasuki permukaan sistem tanah dan berada pada bentuk yang tidak stabil sehingga mudah larut dan dapat diserap oleh tanaman. Terdapat beberapa cara untuk memulihkan kualitas lahan yang tekontaminasi, salah satunya adalah dengan cara fitoremediasi yaitu menggunakan tanaman hiperakumulator.

Salah satu tanaman yang dapat menurunkan kandungan logam berat dalam tanah yaitu sawi. Tanaman sawi dapat menurunkan kadar Cd, Pb, dan Cu dalam tanah masing-masing sebesar 21%, 96%, dan 20%. Hal ini perlu mendapat perhatian jika tanaman sawi ditanam pada lahan yang tercemar logam berat maka akumulasinya dalam jaringan tanaman akan tinggi. Tanaman konsumsi lainnya yang responsif terhadap logam berat yaitu bayam dan kangkung. Oleh karena itu budidaya tanaman tersebut perlu memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan apakah tercemar logam berat atau tidak karena akan beresiko terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi.

Lahan yang memiliki potensi terkontaminasi logam berat ini terutama di lahan urban/perkotaan. Beragam logam berat seperti timbal, cadmium, nikel, dan tembaga yang berasal dari kegiatan yang berhubungan dengan cat, gas atau minyak, sisa pembakaran sampah, baterai diketahui memiliki efek karsinogen yang berpengaruh terhadap tubuh. Secara tidak langsung logam-logam berat ini dapat masuk ke sistem tubuh melalui makanan yang kita konsumsi, antara lain ya mengkonsumsi sayuran yang secara tidak sengaja ternyata sudah menjadi hiperakumulator.

Bagaimana proses terjadinya penyerapan unsur logam berat tersebut ke dalam tanaman?

Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain adalah bahan agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, buangan limbah, rumah tangga, industri dan pertambangan. Namun faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap logam berat tersebut, yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur, mineral dan kadar unsur lain. pH adalah faktor yang penting yang menentukan transformasi logam. Penurunan pH secara umum meningkatkan ketersediaan logam berat tersebut. Terserapnya logam berat timbal (Pb) dan cadmium (Cd) ke tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah.

Tumbuhan memiliki kemampuan beradaptasi dan memiliki mekanisme penyesuaian yang membuat polutan menjadi nonaktif dan disimpan di dalam jaringan sehingga tidak membahayakan pertumbuhan dan kehidupan tanaman. Tumbuhan tersebut menyerap ion-ion dari lingkungannya ke dalam jaringan tanaman melalui membran sel. Logam berat ini masuk ke dalam jaringan tanaman melalui akar. Sel-sel akar tumbuhan umumnya mengandung konsentrasi ion yang lebih tinggi daripada medium di sekitarnya. Proses absorpsi ion-ion logam ini terjadi dengan mekanisme difusi atau translokasi. Perpindahan ion-ion ini terjadi dari sel ke sel menuju jaringan vaskuler agar dapat didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Difusi katalitis terjadi dengan ikatan benang sitoplasma yang disebut dengan plasmadesmata. Beraneka unsur dapat ditemukan dalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut diperlukan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.

Kangkung merupakan salah satu tanaman yang memiliki kemampuan sebagai hiperakumulator, yaitu relatif tahan terhadap berbagai macam bahan pencemar dan mengakumulasikannya dalam jaringan dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu bahan pencemar tersebut adalah timbal (Pb). Tanaman kangkung mampu mentranslokasikan timbal dengan konsentrasi sangat tinggi ke pucuk tanpa membuat tanaman tumbuh dengan tidak normal (tidak kerdil dan tidak mengalami fitoksisitas). Sedangkan bayam menurut hasil penelitian juga dapat sebagai bioakumulator yaitu menyerap logam cadmium (Cd).

*****

Lalu kalau sudah begini, apa yang harus kita lakukan? Ya jelas berhati-hati dalam memilih sayuran yang akan kita konsumsi. Membeli sayuran (bayam, kangkung dan sawi segar) yang sekiranya bukan berasal dari lahan yang tercemar polutan atau logam berat. Lebih aman memang membeli sayuran organik di supermarket, tetapi harganya jauh lebih mahal. Namun mengingat pentingnya dari segi kesehatan, bisa dpertimbangkan apakah itu sepadan? Lalu bagaimana jika membeli sayuran tersebut di pasar tradisional? Ya Bismillah saja semoga sayurannya tidak terkontaminasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun