Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ukier Plawang, Nasi Goreng Kecombrang, dan Pelukan Alam

6 Oktober 2025   17:17 Diperbarui: 6 Oktober 2025   21:51 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidden gem Ukier Plawang/Foto: Hermard

Meskipun ada berbagai menu: iga bakar, nila kuah kuning, bistik jawa, mangut lele, ayam ungkep, sup buntut, dan banyak lainnya, tetapi kami berteguh hati memesan nasi goreng kecombrang, minuman wedang ukier, wedang secang, dan camilan bakwan jagung serta pisang goreng.

Tidak memerlukan waktu lama, pesanan tersaji di meja. Wangi kecombrang dan bumbu rempah tercium tajam menggugah selera.

"Nasi gorengnya memiliki sensasi berbeda. Tidak sekadar gurih. Ada rasa rempah menggoda dan aroma kecombrang menyegarkan. Satu lagi, nasi gorengnya tidak berminyak," komentar Mas Prapto sambil terus menikmati nasi goreng kesukaannya.

Nasi goreng kecombrang/Foto: Hermard
Nasi goreng kecombrang/Foto: Hermard
Wedang ukier terlihat unik, disajikan dalam gelas besar, berisi berbagai rempah, antara lain serai, cengkeh, kapulaga, jahe, irisan jeruk nipis, dan irisan jeruk peras.

Wedangan Ukier Plawang/Foto: Hermard
Wedangan Ukier Plawang/Foto: Hermard
"Rasanya menyegarkan sekaligus menghangatkan badan. Baru kali ini merasakan wedang dengan sensasi perpaduan berbagai rempah. Tingkat kemanisannya bisa diatur sendiri dengan menambahkan gula jawa atau gula batu yang disediakan terpisah," ujar Ibu Negara Omah Ampiran.

Back to nature/Foto: Hermard
Back to nature/Foto: Hermard
Yogyakarta memang tidak pernah kehabisan tempat keren untuk nongkrong sambil kulineran. Kali ini kami berempat menikmati nasi goreng kecombrang di tempat tersembunyi (hidden gem) dengan daya tarik back to nature: gemericik aliran kali Sempor dengan air begitu jernih, dikelilingi pepohonan rindang, dan suasana sangat menenangkan.

Sambil menikmati sepiring nasi goreng kecombrang plus wedang ukier, saya mendapatkan pengalaman rasa kuliner yang autentik, sesuai tagline Ukier Plawang: nasgitel, mirasa, dan cespleng.

Semua membuat lupa terhadap cerita rakyat yang beredar dalam kehidupan masyarakat pinggiran kali Sempor mengenai misteri bulus raksasa seukuran orang dewasa penghuni bendungan lor. Tidak ingat lagi dongengan misteri suara jeritan anak perempuan di sekitar kali Sempor. 

Pikiran saya hanya melekat pada kenyataan bahwa di selatan tempat kami duduk saat ini, terdapat tempuran tempat bertemunya kali Sempor dengan kali Duren dan kali Denggung. Ah, mungkin sesaat lagi akan tercipta puisi keheningan yang mengenyangkan di alam terbuka...(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun