Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Belum Menjadi Negara Terbaik

25 Desember 2016   08:20 Diperbarui: 25 Desember 2016   08:34 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://www.gurusejarah.com

Dalam Indeks Negara Baik (Good Country Index) yang dibuat oleh Simon Anholt dkk; Indonesia hanya menempati posisi ke-77 dari 163 negara yang diurutkan berdasarkan kontribusinya pada kemanusiaan dan lingkungan. Indeks tersebut disusun berdasarkan tujuh kriteria yang masing-masing diukur dengan lima indikator, sehingga seluruhnya ada 35 indikator yang diperhitungkan. Ke tujuh kriteria tersebut adalah pengetahuan (science and technology), kebudayaan (culture), keamanan (international peace and security), ketertiban (world order), lingkungan (planet and climate), perekonomian (prosperity and equality), dan kesehatan (health and wellbeing). Menggunakan data-data sekunder dari lembaga-lembaga internasional, diperolehlah urutan negara-negara di dunia berdasarkan kontribusinya pada sesama manusia dan lingkungan alam.

Dalam Indeks Negara Baik versi terbaru (1.1) yang dipublikasikan tahun 2016 (menggunakan data tahun 2011), negara terbaik di dunia saat ini adalah Swedia, disusul Denmark, Belanda, Inggris, Swiss, dan seterusnya. Negara-Barat umumnya berada pada urutan teratas, dan negara-negara Afrika pada urutan terbawah. Negara non-Barat yang menduduki peringkat tinggi adalah Jepang (ke-19), Singapura (22) dan Korea Selatan (31). Negara-negara ASEAN terbaik setelah Singapura adalah Malaysia (42), Thailand (50), Filipina (71), baru Indonesia (77). Pada versi sebelumnya, Indonesia menempati posisi ke-119 dari 123 negara yang dinilai. Tentunya perubahan ini disebabkan oleh perbaikan data yang dihimpun karena kedua versi tersebut hanya terpaut satu tahun.

Pada versi terbaru indeks tersebut, Indonesia menempati posisi terbaiknya pada kriteria keamanan (ke-19), suatu penilaian yang wajar mengingat cukup aktifnya Indonesia dalam mengirimkan pasukan TNI dalam upaya penjagaan perdamaian dunia di bawah bendera PBB. Adapun nilai terburuk Indonesia adalah dalam kriteria pengetahuan (ke-160 atau ke 4 terbawah dunia). 

Reputasi ilmuwan Indonesia dalam menulis karya ilmiahnya di jurnal-jurnal internasional memang rendah (tetapi faktor jumlah penduduk sebagai pembanding antar negara juga ikut menentukan rendahnya peringkat Indonesia). Peringkat yang rendah dalam kriteria kebudayaan (ke-111) menimbulkan pertanyaan mengingat kekayaan budaya Indonesia yang kita percaya cukup membanggakan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Dalam versi yang lebih baru kelak, diharapkan peringkat Indonesia akan lebih baik.

Indeks Negara Baik memang tidak harus dianggap mutlak kebenarannya, karena persoalan penentuan kiteria, kualitas data, metoda perhitungan, dan sebagainya. Namun tujuan penyusunan peringkat negara-negara atas dasar seberapa besar sumbangsihnya pada kemanusian dan lingkungan alam sungguh patut dihargai. Simon Anholt, penggagas penyusunan indeks ini, adalah seorang profesor di Universitas East Anglia, Inggris, dan konsultan bagi pemerintah banyak negara.  Perhatiannya yang sangat besar pada terwujudnya tatanan kehidupan dunia yang lebih baik dapat disimak dari video presentasinya di TED Talks.

Sebagai negara yang berjanji untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Pembukaan UUD 1945) maka sudah selayaknya pemerintah terus berupaya meningkatkan posisi Indonesia dalam Indeks Negara Baik.

--o0o--

Sumber: Good Country

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun