Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaban, Sarivan, dan Nintendo Mama Yesi: Mengenang Cara Liburan Generasi '80-'90

30 Oktober 2020   10:17 Diperbarui: 30 Oktober 2020   10:42 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi nobar generasi jadul, Foto FB/Backpacker Nasional

Gaban, Sarivan dan Nintendo mama Yesi

Bila libur telah tiba, seperti liburan panjang seperti diakhir minggu ini, atau dimana tugas-tugas sekolah tidak lagi berarti, bagi anak-anak kecil dan remaja, atau juga yang sudah dewasa tapi masih berpikiran anak-anak, rumah mama Yesi-lah seringkali menjelma theme park yang selalu ramai pengunjung. 

Tidak perlu musim kering, ataupun musim basah yang sering kali ditemani banjir semata kaki. Rumah mama Yesi selalu ramai. Ruangan yang hanya 2.5 x 3 meter itu selalu sesak dengan anak-anak kecil, ramaja dan dewasa yang berteriak, gemas, dan antusias, mengikuti alur film yang tanyang dari pemutar video Batemax dengan TV berwarna yang mewar seukuran 17 inch, atau mungkin 20 inch.

Panasnya ruang itu bukan main. Tapi kami tetap bertahan, dengan kipas angin berdiri menggeleng-geleng. Keringat yang mengalir dari tiap-tiap dahi dan ketek sebagai bukti. Dan aromanya saling berinteraksi, besentuhan satu sama lain, dengan sensi bau kentut yang kadang tidak bisa ditahan, menciptakan harum semerbak yang masih bisa diingat sampai hari ini, atau lebih dari 30 tahun. Bayangkan sensasinya itu!

Saya tidak mengenal mama Yesi secara mendalam. Yang saya tahu, setelah suaminya mengalami kecelakaan beberapa tahun silam, pasangan itu memulai usaha rental video game merek Nintendo, dan membuka bioskop rumahan yang menjadi favorit setidaknya setiap hari Sabtu Minggu dan Libur Nasional. Bahkan hari lebaran pun, setelah rutinitias salam-salaman, sore harinya rumah mama Yesi kembali padat. Tak jarang, anak-anak intap intip dinding kayu yang sedikit bolong-bolong.

Permainan seperti Mario Bros, Contra, Boberman dan Legend of Zelda merupakan beberapa yang paling laris. Saya sendiri penggemar Contra. Saya kurang suka Mario karena sulit. 

Mama Yesi sering marah kalau para pelanggannya ganti-ganti game. Cepet panas katanya. Dan, dengan durasi 10-15 menit, untuk duit 25-50 perak,Contra adalah yang paling tepat untuk 'kalah' cepat. Sering kali video nya panas, dan menjadi alasan mama Yesi 'mengusir' anak-anak yang sudah ngantri dari pagi diruangan kecil itu. Inilah saat yang paling disuka mama Yesi.

Film Zabogar dan Goggle V saya kenal dari bioskop rumahan mama Yesi, dan saya ikuti sampai khatam. Juga seri Gaban dan Sarivan. Walau sampai sekarang saya masih bertanya, apa Gaban sama Sarivan itu beradik kakak, atau ada hubungan sodara. Entahlah, atau mungkin pembaca ada yang tahu?

Bagi yang haus, teras rumah mama Yesi ada meja yang disediakan untuk es blender. Tapi masih terbatas es jus buah-buahan yang bisa dipilih solo atau mixed. Belum ada pop-ice, capuciono, atau moca buble. Boba juga belum lahir pada saat itu.

Seperti halnya theme park, rumah mama Yesi juga sebagai media cimlok (cinta monyet di lokasi) bagi sebagaian anak-anak, dan ajang sport jantung. Salah satu jenis sport jantung adalah ketika mama teriak-teriak dari jauh, panggil-panggil nama saya dan mas Dwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun