Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keadilan di Dalam Budaya, Suatu Olah Pikir Sederhana

21 Mei 2024   07:36 Diperbarui: 21 Mei 2024   07:39 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roni Bani dalam balutan (sebahagian) pakaian tradisional Amarasi; foto; dokpri

Pengantar 

Judul pada tulisan ini merupakan cuplikan frasa pada tema Bulan Budaya GMIT tahun 2024. Tema yang dimaksudkan yakni: Roh Kudus memampukan Gereja Bersaksi tentang Keadilan dan Damai Sejahtera dalam Budaya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, setiap bulan Mei, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) selalu memberi makna pada heterogenitas budaya umat (masyarakat) dalam lingkungan pelayanannya.  GMIT tidak berkutat secara ekslusif dalam dunia keagamaannya semata, namun ikut serta  bersama umat/jemaatnya menyaksikan kemurahan Tuhan melalui kebudayaan umat (masyarakat). Bahwa Tuhan mengizinkan adanya keragaman budaya di lingkungan pelayanan GMIT, hal itu sebagai suatu anugerah. Maka, layak untuk mendapat sentuhan "rohani" sehingga nuansa nilanya bergeser untuk kemuliaan Tuhan. 

(Mungkin) hal yang demikian kiranya dimaksudkan sebagai "menginjili" budaya.

Roni Bani ketika akan memberikan tanda kenangan pada acara peminangan; foto: dokpri
Roni Bani ketika akan memberikan tanda kenangan pada acara peminangan; foto: dokpri

Sub Tema Keadilan pada tahun Pelayanan dalam Gereja Masehi Injili di Timor

Salah satu topik besar yang ditetapkan oleh Sinode GMIT pada periode pelayanan 2024 -2027 yakni Lakukan Keadilan, Cintai Kesetiaaan, dan Hidup Rendah Hati di Hadapan Allah.  (bdk;Mikha 6:8). Topik besar ini sebagai pergumulan pelayanan antara tahun 2024 - 2027, dan setiap tahunnya akan ditetapkan satu tema tahunan untuk digumuli dalam pelayanan di seluruh jemaat GMIT. 


Sementara itu, GMIT sendiri tetap mengikuti tahun pelayanan masehi dalam Panca Pelayanannya dan bulan-bulan dalam setahun. Oleh karena itu, setiap tahun ada paling kurang 5 bulan "istimewa" yakni Bulan Budaya (Mei), Bulan Pendidikan (Juli), Bulan Kebangsaan (Agustus), Bulan Keluarga (Oktober) dan Bulan Lingkungan Hidup (November).  Dalam bulan-bulan yang demikian itu, GMIT melalui Majelis Sinode menetapkan tema-tema yang mengacu pada tema pergumulan dan pelayanan tahunan, di antaranya seperti tahun ini.

Roni Bani dalam balutan pakaian tradisional Sumba; foto, dokpri
Roni Bani dalam balutan pakaian tradisional Sumba; foto, dokpri

Dalam Bulan Budaya 2024  ini GMIT menetapkan tema pelayanan Roh Kudus memampukan Gereja Bersaksi tentang Keadilan dan Damai Sejahtera di dalam Budaya. Satu tema yang amat sangat luas cakupannya. Para presbiter (Pendeta, Penatua, Diaken, Pengajar) yang bertugas di jemaat dan komunitas kecil (yang disebut Rayon Pelayanan atau sebutan lainnya sesuai konteks), harus dapat mengejawantah tema ini dalam renungan/refleksi dan atau khotbah mereka. 

Baca juga: Pagi Bersahaja

Para Presbiter sebagaimana disebutkan tadi, menerima acuan dari Majelis Sinode GMIT melalui surat Nomor: 619/GMIT/I/F/Apr/2024, tertanggal 24 April 2024. Acuan itu (saya kutip lengkap) sebagai berikut:

Salam dalam kasih Yesus Kristus! 

Anggota GMIT yang terkasih,

Puji syukur kepada Allah atas rahmat yang tidak berkesudahan bagi dunia ciptaan-Nya. Dengan semangat sukacita atas kasih dan rahmat-Nya, kita memasuki bulan Budaya GMIT di tahun 2024. Kami berharap, kiranya keterlibatan kita dalam karya pelayanan di tengah gereja, masyarakat, dan alam menjadi tanda kasih Allah bagi dunia serta semesta.

Telah menjadi tradisi di GMIT, bahwa bulan Mei dirayakan sebagai bulan Budaya GMIT. Selain itu berdasarkan kalender gerejawi pada bulan Mei, kita akan merayakan peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga dan Pentakosta.  Adapun Tema perayaan bulan Budaya, perayaan Kenaikan Yesus dan Pentakosta tahun 2024 ini adalah “Roh Kudus Memampukan Gereja Bersaksi tentang Keadilan dan Damai Sejatera dalam Budaya”.

Tema ini memberi arah bagi kita untuk menghayati peran GMIT sebagai persekutuan terutus dalam pimpinan kuasa Roh Kudus untuk bersaksi tentang karya Allah yang adil, dan mendatangkan damai sejahtera dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks budaya masing-masing. Karena itu, kita belajar melihat nilai-nilai budaya yang baik (positif) untuk digunakan sebagai alat kesaksian GMIT untuk menyatakan kasih, keadilan, kebenaran dan damai sejahtera. Melalui perayaan ini, GMIT yang hadir dan berkarya dalam budaya terpanggil juga untuk melakukan pembaruan terhadap praktek-praktek budaya yang tidak adil seperti budaya patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama; ataupun berbagai praksis budaya yang justru menekan, memberatkan, dan bertentangan dengan nilai kasih, keadilan dan kebenaran. Dalam melakukan transformasi, kita perlu membuka diri terhadap pimpinan Roh Kudus agar tidak jatuh ke dalam sikap “romantisme” budaya, ataupun sikap antipati terhadap nilai-nilai budaya.

Demi maksud di atas, maka merayakan bulan Budaya dengan menghidupi budaya pada level performance (artefak): hal-hal fisik yang kelihatan, misalnya pakaian adat, rumah adat, alat musik, bahasa, ritus, makanan khas dan sebagainya adalah sesuatu yang baik. Namun hal ini perlu dilanjutkan pada level yang lebih luas, yaitu pada pemahaman nilai. Atraksi-atraksi budaya dalam liturgi dan ibadah, tidak sekedar menampilkan alat musik, tarian, busana, dan sebagainya; tetapi perlu disertai pemahaman nilai yang dipelajari atau dihidupi dalam praksis dari tarian, musik, ritus yang ditampilkan. Kami mendorong agar jemaat-jemaat GMIT dapat memanfaatkan potensi budaya dengan sebuah pemahaman nilai yang sungguh-sungguh lahir dari kajian, diskusi yang terbuka, serta kesediaan untuk melibatkan semua unsur terkait dalam perayaan iman yang bermakna ini.

Dalam rangka perayaan bulan Budaya 2024 ini, Majelis Sinode telah mempersiapkan beberapa bahan liturgis (berupa Tata Ibadah) dan kerangka khotbah yang bisa dipakai sebagai pedoman pada konteks lokal masing-masing. Kiranya bahan-bahan yang kami kirimkan dapat memacu kerjasama berbagai komponen dalam rangka mengelola kekayaan budaya untuk kepentingan pelayanan GMIT di tengah jemaat, masyarakat dan bangsa.

Akhirnya kami mengucapkan selamat merayakan bulan Budaya GMIT, Selamat merayakan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga dan selamat Pentakosta. Roh Kudus memampukan kita untuk bersaksi tentang karya dan kemuliaan Kristus yang penuh keadilan, kebenaran dan damai sejahtera bagi kita semua. Teriring salam dan doa.

Roni Bani dalam balutan pakaian tradisional Alor sambil mengapit alat musik perkusi yang sudah berumur di atas 100 tahun; dokpri Roni Bai
Roni Bani dalam balutan pakaian tradisional Alor sambil mengapit alat musik perkusi yang sudah berumur di atas 100 tahun; dokpri Roni Bai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun