Mohon tunggu...
Herman Chipenk
Herman Chipenk Mohon Tunggu... Pekerja Swasta

Saya seorang pekerja swasta, mahasiswa dan Aktivis buruh, Pemerhati Buruh

Selanjutnya

Tutup

Money

Amerika vs. Asia: Gojek dan Jurang Digital yang Menganga di Negeri Paman Sam

25 September 2025   17:52 Diperbarui: 25 September 2025   17:52 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poto Sagu Agustinus 

Di Indonesia, Gojek bukan sekadar aplikasi transportasi, melainkan "super app" yang menjadi urat nadi ekonomi digital. Dalam satu sentuhan, kita bisa memesan ojek, makanan, hingga membayar tagihan. Ekosistem ini telah menciptakan jutaan lapangan kerja, bahkan bagi mereka yang hanya bermodal motor.Namun, di Amerika Serikat, negara dengan ekonomi terbesar di dunia, model bisnis serupa Gojek nyaris tak eksis. Bukan karena mereka tak mampu, melainkan karena perbedaan mendasar dalam budaya dan regulasi.


Mobil adalah Raja, Ojek Tak Diterima
Berbeda dengan Indonesia di mana motor menjadi solusi mengatasi kemacetan, di Amerika, mobil adalah kebutuhan dasar. Infrastruktur dibangun untuk kendaraan pribadi, sementara layanan transportasi umum belum menjangkau semua wilayah. Selain itu, regulasi yang ketat dan biaya asuransi yang mahal membuat model ojek motor sulit berkembang. Perusahaan seperti Uber dan Lyft pun memilih menggunakan mobil karena dianggap lebih aman secara hukum.


Ekonomi Mahal dan Kesenjangan Digital
Ketiadaan layanan seperti Gojek berujung pada beberapa masalah krusial:
Transportasi Lebih Mahal: Naik mobil daring di Amerika bisa menghabiskan biaya hingga Rp300.000 untuk jarak pendek, jauh di atas ongkos ojek motor di Indonesia.


Kesempatan Kerja Terbatas: Menjadi pengemudi di Amerika membutuhkan modal mobil yang mahal. Ini membatasi peluang bagi masyarakat dengan modal kecil. Ekosistem Digital yang Terfragmentasi: Di Amerika, layanan transportasi, makanan, dan pembayaran tersebar di berbagai aplikasi. Hal ini membuat efisiensi ala "super app" Gojek tidak pernah terwujud.


Singkatnya, Amerika kehilangan kearifan lokal digital yang justru lahir di Asia Tenggara. Di balik statusnya sebagai raksasa ekonomi, mereka gagal menciptakan ekosistem yang inklusif, efisien, dan memberikan peluang kerja dari roda dua untuk jutaan rakyatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun