Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kapasitas...

1 Mei 2023   13:35 Diperbarui: 1 Mei 2023   13:38 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh kami bersyukur karena sudah lama memiliki sebuah komunitas yang bisa ngobrol dan ngopi bareng, sambil tukar pikiran untuk hal- hal yang terjadi di sekitar kehidupan kami. Anggota komunitasnya tidak banyak hanya delapan orang, masing-masing suami istri. Jadi hanya empat pasang. Dan bukan suatu kebetulan, kalau kami tinggal dirumah masing-masing hanya berdua, karena mereka semua anak-anaknya sudah bekerja atau kuliah di luar kota.

Kesinambungan komunitas ini sudah berjalan sejak tahun dua ribu empat belas. Jadi sudah cukup lama. Dan adanya komunitas ini ternyata bermanfaat sekali, apalagi setelah penulis memasuki dunia pensiun. Bisa ketawa bersama, bahkan mentertawakan diri sendiri.Tidak terbayangkan, kalau memasuki purna tugas tanpa memiliki komunitas yang ibarat sudah seperti keluarga sendiri. Bisa jadi pertumbuhan rambut putih makin cepat dan hidup seperti katak dalam tempurung.

httpspixabay.comidphotostim-persahabatan-kelompok-tangan-4529717
httpspixabay.comidphotostim-persahabatan-kelompok-tangan-4529717

Diantara anggota komunitas kami ini, ada seorang bapak yang pekerjaannya sebagai pengusaha. Tetapi mendengar cerita masa lalunya, sejak dia bersekolah di sekolah dasar sampai akhirnya harus drop out dari sekolah teknik menengah, rasanya seperti dibawa ke masa kelam. Kehidupan orang tuanya yang suka mabuk dan berjudi, membuat kawan ini sudah diperhadapkan dengan kondisi keluarganya yang memprihatinkan.

Tidak jarang sepulang sekolah, kawan ini menyusuri  selokan untuk mengais uang logam yang jatuh. Semua uang sudah terkumpul digunakan untuk membeli beras dan membantu ibu dan adik-adiknya. Jadi jangan heran kalau setiap terima raport, semua angkanya merah, kecuali pelajaran olahraga dan menyanyi. Sampai akhirnya semua sekolah tidak ada yang mau menerimanya, karena dianggap tidak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang standar. Kami semua yang mendengar kisah hidupnya sempat terkaget-kaget dan terpana. Karena tidak menduga bahwa kesuksesan yang diraih kawan saat ini, bertolak belakang dengan kehidupan lamanya.

httpswww.pexels.comid-idfotobermain-kartu-dan-keripik-dan-dadu-poker-269630
httpswww.pexels.comid-idfotobermain-kartu-dan-keripik-dan-dadu-poker-269630

Memang pada kenyataannya, di kehidupan sehari-hari tidak bisa dipungkiri, saat anak-anak mulai start sekolah, entah dari play group atau taman kanak-kanak, atau sekolah dasar, seberapa besar kapasitas anak tersebut semata dilihat dari nilai raportnya. Ketika kemudian, hasil nilai raportnya tidak  ada nilai merahnya, itu menjadikan sebuah kebanggaan tiada tara bagi kedua orang tuanya. Betul ?

Dan ketika kehidupan anak-anak mulai beranjak dewasa dengan kapasitas plus yang ada padanya, tidak hanya orang tua saja yang bangga, bahkan orang lainpun akan berdecak kagum dan akan mengatakan seneng banget ya punya anak-anak yang sudah sukses begitu.

Tetapi bagaimana kalau keadaan yang terjadi sebaliknya, seperti yang dialami kawan penulis ini. Apalagi orang lain, orang tuanya sendiripun malah hanya bisa mengelus dada dan menahan malu akan kapasitas minus anaknya. Upaya untuk mendongkrak kepandaian dengan cara les atau mengikuti bimbingan belajar yang saat itu menjadi tren, tidak bakal terlaksana. Mengapa ? Kembali lagi ke masalah keuangan keluarga yang tidak mumpuni.

 

pexels-luca-nardone-3651820
pexels-luca-nardone-3651820

Dan sampai disitulah takaran yang terjadi sejak jaman dulu sampai jaman sekarang. Kebahagiaan dan kesuksesan seringkali dihitung dengan kapasitas dan ukuran kercerdasan dan materi. Coba saja, kita ini sudah terbiasa membanggakan diri dengan cara melihat kemampuan anak-anak dari nilai raportnya yang angka-angka nya hitam semua. Ditambah lagi ketika sudah berhasil mendapatkan semua yang berdasarkan ke-pribadi-annya. Rumah pribadi, mobil pribadi, pengawal pribadi, materi berlimpah. Betul begitu  ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun