Mohon tunggu...
Hermanto Hermanto
Hermanto Hermanto Mohon Tunggu... -

Hanya sebutir pasir ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pola di Balik Doa Bapa Kami

21 Desember 2009   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:50 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika kami berkumpul bersama dan mengambil topik Doa Bapa Kami untuk didiskusikan, sempat terlintas bahwa diskusi kali ini bakal kurang menarik. Apa lagi yang dapat dipelajari dari Doa yang sudah kami hafal sejak kecil dan sudah banyak dibahas ini? Namun rupanya kami keliru. Cukup mengagetkan bagi kami menemukan hal2 yang belum pernah kami perhatikan sebelumnya.

Kami melihat Doa ini dituliskan dalam susunan kalimat tertentu. Kami mencoba bermain dengan pemenggalan kalimatnya, dan inilah yang kami dapatkan:

PEMBAGIAN DOA

Bapa kami yang ada di Surga (kalimat pembuka)

Dikuduskanlah namaMu (kalimat utama 1 di bagian pertama)

Datanglah kerajaanMu (kalimat utama 2 di bagian pertama)

Jadilah kehendakMu (kalimat utama 3 di bagian pertama)

Di bumi seperti di dalam Surga (kalimat tambahan 1 di bagian pertama)

Berilah kami hari ini roti harian kami (kalimat utama 1 di bagian kedua)

Ampunilah hutang2 kami (kalimat utama 2 di bagian kedua)

Seperti kamipun mengampuni orang yg berhutang pada kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun