Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Cerdas dalam Berpolitik

3 Juli 2018   16:43 Diperbarui: 3 Juli 2018   18:23 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tumbangnya Orde Baru ditandai dengan rontoknya dinasti Presiden Soeharto yang berkuasa lebih dari tiga dasawarsa. Setelah itu muncul masa reformasi, ditandai dengan terbukanya secara lebar kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat, bahkan partai politik yang sebelumnya diatur secara ketat dan hanya diikuti oleh tiga partai gajah, kini lebih longgar dan dipermudah syarat dan rukun-rukunnya.

Maka partai-partai baru yang kemudian memunculkan tokoh-tokoh politik baik skala nasional maupun lokal. Harus diakui bahwa munculnya tokoh-tokoh nasional di Orde Reformasi karena peran partai atau sebaliknya, ketokohannya yang menjadikan sebuah partai terkatrol dan tetap eksis.

Para pelakon politik selalu muncul di tiap masa. Mereka adalah figur-figur yang menjadi panutan masyarakat luas. Bahkan lebih dari itu semua, tidak sedikit tokoh politik memiliki massa yang fanatik, sehingga apa pun yang dikatakan oleh sang figur seakan jadi kredo bagi pendukungnya, dan perbuatannya menjadi anutan para pengikutnya. 

Ada adagium, "Langit itu biru, tapi kalau tuan bilang langit itu hitam maka saya percaya kata tuan". Pernah ada seorang pengikut tokoh yang mengambil air bekas cucian kaki panutannya untuk ia minum dan jadikan jampi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun