Mohon tunggu...
Herman Susilo
Herman Susilo Mohon Tunggu... Human Resources - Pegiat sosial yang menyukai dunia sumber daya manusia

Love being husband & father of three. Enjoying social works, human relations & strategic management

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Laluga, Makanan Pokok Pribumi Miangas

17 Oktober 2017   20:20 Diperbarui: 18 Oktober 2017   03:49 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laluga (Dokumentasi Pribadi)

Malam ini kami makan laluga, lauknya kepiting dan ikan sarden. Laluga ini sejenis talas yang tumbuh di pulau Miangas dan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara. Diperlukan sedikitnya 3 jam merebus laluga agar layak dikonsumsi.

Saat asyik makan, ternyata ada kisah di baliknya. 

Ini makanan pokok pribumi selain nasi. Seringkali disuguhkan saat musim angin barat tiba. Anginnya kencang, ombaknya tinggi karena banyak badai di sekelilingnya. Oleh karena itu tak ada kapal yang melaut, tak ada bahan pokok yang merapat. Jadilah pasokan beras dan ikan makin menipis. Sebagai gantinya penduduk Miangas pun mengkonsumsi laluga dan kepiting.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Seperti hari ini, hanya tiupan angin kencang dan deburan ombak menemani kegiatan validasi calon penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Blusukan ke rumah-rumah penduduk pun masih terdengar suara angin sahut menyahut. Ombaknya menghantam tanggul susul menyusul. 

angin kencang menerpa pepohonan (Dokumentasi Pribadi)
angin kencang menerpa pepohonan (Dokumentasi Pribadi)
Pohon-pohon kelapa pun menahan gempuran angin beliung. Irama beraroma badai ini terus mengalun hingga kami entry hasil validasi di malam ini.

validasi calon penerima manfaat PKH (Dokumentasi Pribadi)
validasi calon penerima manfaat PKH (Dokumentasi Pribadi)
Setelah kami cek di aplikasi "Weath*r Live" berbasis Android, ternyata pulau yang kami tempati ini (lihat tanda panah berwarna kuning) sedang dikelilingi badai pekat berwarna merah. Sedangkan pusat badainya di perairan timur Filipina (lihat tanda panah berwarna biru).

peta badai di seputar Filipina (Google Maps)
peta badai di seputar Filipina (Google Maps)
Pantas saja sejak kemarin beberapa perempuan tua terlihat bergegas pulang dari kebunnya, mengisi keranjang-keranjangnya penuh dengan laluga. Ternyata!

Pribumi Miangas membawa laluga dari kebun (Dokumentasi Pribadi)
Pribumi Miangas membawa laluga dari kebun (Dokumentasi Pribadi)
Catatan kecil validasi calon penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2017.

Miangas, 17 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun