Anak laki-laki sering kali berkembang dalam lingkungan akademis dengan jenis kelamin karena berbagai alasan, mulai dari akademis hingga atletik dan bahkan lingkungan social.Â
Dengan tidak adanya perempuan untuk dikagumi, laki-laki bias terus terus menjadi diri mereka sendiri. Kesesuaian memberi jalan pada individualitas, dan anak laki-laki diharapkan mengisi semua peran disekolah. Tidak ada stereotip gender di sekolah satu jenis kelamin, yang memungkinkan anak laki-laki untuk merasa bebas menjelajahi mata pelajaran seperti bahasa dan seni tanpa takut ditertawakan. Bahkan stereopit seksual cendrung memudar.
Leonard mengatakan, pria yang dulunya disekolahkan di sekolah khusus pria cenderung lebih cepat bercerai di usia 40-an tahun. Mereka juga dilaporkan lebih sering sakit dan depresi di usia tersebut. Kemungkinan itu terjadi karena dampak dari buruknya hubungan percintaan mereka.Â
Dampak buruk lainnya adalah, mereka juga dilaporkan lebih banyak malas dan bosan belajar ketika berada di sekolah. Ketika sudah dewasa, mereka lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan belanja kebutuhan sehari-hari dibanding istrinya.Â
Mary Bousted, sekretaris dari Association Teacher and Lecturers menyebutkan kemungkinan menjadi seorang homoseksual, meski persentasenya kecil sekali. Sekolah khusus laki-laki berdampak jelek terhadap akademis, sosialisasi dan kesehatan laki-laki itu sendiri. Laki-laki memang sebaiknya tidak diisolasi dari perempuan. Mereka akan lebih baik dan belajar untuk lebih baik ketika ada wanita.
Sekolah khusus untuk pria atau wanita ternyata tidak baik untuk perkembangan anak. Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat membuktikan hal tersebut. Penelitian itu dilakukan oleh peneliti di Pennsylvania State University.Â
Menurut penelitian tersebut bahwa memisahkan dua jenis kelamin bisa jadi bukan cara terbaik untuk anak belajar dan mengembangkan diri.Â
Dalam penelitian itu terungkap, anak yang sekolah di sekolah khusus satu jenis kelamin tidak jadi lebih terdidik dibandingkan anak-anak di sekolah umum.Â
Tak hanya itu, anak pun jadi lebih mudah menerima stereotipe gender jika sekolah di sekolah khusus laki-laki atau perempuan. Lynn Libben professor psikologi dan pendidikan di Penn State mengatakan bahwa efek jangka panjangnya adalah anak-anak perempuan jadi hanya terbiasa  terlibat dengan sesama perempuan, dan kemudian ketika mereka harus menghadapi dunia nyata, itu tidak berlaku.
Adapun beberapa alasan memilih pendidikan satu jenis kelamin untuk anda :
1. Membatasi Tekanan Sosial
Tekanan sosial bisa jauh lebih rendah. Anak Anda bisa tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Hal ini sering kali merupakan hal yang baik bagi anak laki-laki dan perempuan, karena mereka biasanya menjadi dewasa pada tingkat yang berbeda. Fakultas di sekolah satu jenis kelamin juga sangat memahami bagaimana siswanya belajar.Â