Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mungkinkah Membangun Smelter PT Freeport Indonesia di Timika

22 Oktober 2020   11:24 Diperbarui: 22 Oktober 2020   11:39 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smelter di Gresik. Dok:.beritasatu.com

Beruntunglah Kabupaten Mimika karena disinilah PT. Freeport Indonesia (PTFI) menancapkan lini bisnis pertambangannya.  Saya dulu malah tidak menyangka bahwa daerah tempat saya akan menimba pengalaman adalah salah satu tempat perusahaan tambang emas terbesar di dunia.

PTFI ini menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak. Nah, dalam melaksanakan kegiatannya, PTFI telah menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Pemerintah Indonesia yang memungkinkan PTFI untuk tetap beroperasi di wilayah pertambangan mineral Grasberg hingga 2031. Di saat yang sama, kontrak karya atau KK Freeport pun berakhir pada 2022.. Dalam IUPK tersebut, disebutkan bahwa PTFI memiliki hak perpanjangan operasi hingga 2041, dengan syarat PTFI menyelesaikan pembangunan smelter baru dan memenuhi kewajiban perpajakan kepada Pemerintah Indonesia.

Smelter itu Apa sih?

Menyoal soal smelter, smelter itu sangat diperlukan karena merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak diinginkan.

Komitmen pembangunan smelter akhirnya terjadi setelah pemerintah berhasil melakukan divestasi saham Freeport pada 2018. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menguasai 51,23% saham itu seharga US$ 3,85 miliar atau lebih Rp 55 triliun.

PTFI sebenarnya sudah memiliki smelter, PT Smelting. Smelter tembaga yang berlokasi di Gresik ini merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban PTFI untuk mendirikan smelter sesuai dengan Kontrak Karya (KK). Dan saat ini, PTFI berupaya memiliki smelter  tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIPEE) Gresik ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 3 miliar dengan kapasitas smelter dua juta ton per tahun (konsentrat tembaga) dan kapasitas PMR 6000 ton/tahun (lumpur anoda).

Membangun Smelter di Timika

Walau sudah punya Smelter di Gresik, Jawa Timur, tapi pemerintah daerah dan provinsi Papua pernah menuntut adanya smelter dibangun di Kabupaten Mimika. Menyambut hal ini, Pemda Mimika bahkan sudah menyediakan lokasi pabrik pemurnian seluas kurang lebih 2.800 ha di kawasan Pomako, Distrik Mimika Timur. Lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan industri di Pomako memiliki status sebagai tanah hak ulayat yang nantinya pemerintah akan membayar lahan tersebut. Setelah dikaji-kaji tentu ada untung dan ruginya didirikan smelter di Timika.

Menimbang Kekuatan dan  Peluangnya

1.Pembayaran Tanah Hak Guna Lahan kepada Penerima Hak Ulayat

Rencana lahan tempat smelter ini berdiri adalah tanah hak ulayat yang artinya membawa keuntungan bagi masyarakat pemilik hak ulayat. Mereka akan mendapat bayaran ganti rugi kepada penerima hak entah itu status lahannya bersifat  jual atau pinjam pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun