Di dalam menjalani kehidupan asmara, pasti ada saja badai yang silih berganti  berdatangan. Bagi yang kuat, akan bisa menghadapinya dengan adem-ayem. Tapi bagi yang lemah, maka gelombang tersebut bisa meluluhlantahkan hubungan yang sudah dibangun. Â
Ini juga bagian dalam perjalanan hidup menguji seberapa besar kita berlapang dada dan berkompromi dengan diri sendiri. Walau awalnya sulit, tapi relakan saja dia berjalan dengan orang lain. Mungkin saja ada pasangan yang lebih baik disiapkan Tuhan untuk kita.Â
Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam proses pemulihan sakit hati mulai dari menekuni hobi, berkumpul sama teman dan mencari kesibukan baru. Daripada melakukan tindakan bodoh atau mengambil keputusan berdasarkan emosi.
Proses Move On
Bagi yang perjalanan asmaranya terhenti, jangan terlalu dipikirkan. Setidaknya itu menjadi bagian yang menempa mental kita dalam menghadapi prahara. Memang awalnya sakit tapi dengan mengalihkannya dengan pikiran positif, maka hidup akan berjalan normal kembali.Â
Memberikan kesempatan diri untuk membebaskan diri dari rasa bersalah dan frustasi. Ketimbang harus dipikirkan terus yang pada akhirnya membawa efek negatif pada kesehatan.
Jika dipikir-pikir, ada juga gunanya konflik-konflik tersebut. Menguji seberapa besar daya tahan dan mampu menguliti sikap asli si dia. Sehingga pada akhirnya bisa mengenali sikap satu sama lain dalam menyikapi suatu masalah. Masalah tersebut juga menjadi bagian untuk memantapkan diri dalam memastikan bahwa dia memang sosok yang bisa diajak berkomitmen jangka panjang.
Sedendam-dendamnya kita tapi mari kita berpikir bijak bahwa dia juga pernah berjasa mengisi hari-hari kita dengan banyak candaaan dan menemani kita dalam menghadapi berbagai macam dinamika kehidupan. Mari kita berbesar hati melepaskannya dengan pandangan bahwa:
Dia sudah dewasa dan bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri
Dia bukan jodoh yang disiapkan oleh Tuhan. Tuhan mempersiapkan bagian tulang rusuk yang hilang itu dan jauh lebih baik kedepannya