Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cemburulah pada Burung Hud-hud

13 Maret 2018   23:36 Diperbarui: 13 Maret 2018   23:50 3666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat islam ternyata 2/3 nya berisi tentang kisah-kisah. Tentu saja, banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah-kisah yang tersaji, mulai dari kisah perjuangan dakwah para nabi, hingga kisah-kisah hewan yang penuh hikmah. Salahsatunya, kisah burung Hud-Hud. Burung Hud-Hud adalah sejenis burung pelatuk yang namanya Allah SWT sebutkan dalam QS.AnNaml ayat 20-40.

Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud. apakah dia termasuk yang tidak hadir. (TQS.An-Naml ayat 20)

Ketika Nabi Sulaiman mengumpulkan para tentaranya yang terdiri dari bangsa jin,  manusia, hewan, serta burung-burung, ternyata Hud-Hud tidak hadir. Alangkah terkejut dan marahnya beliau saat tau Burung Hud-Hud pergi tanpa pamit. 

Nabi Sulaiman pun mengancam akan memberikan hukuman pada burung Hud-Hud jika ia kembali. Hukuman itu berupa akan dicabuti bulu-bulunya hingga tak bisa terbang, atau mati disembelih. Namun, jika Hud-Hud dapat menjelaskan alasan kepergiannnya dengan benar, maka ia akan diampuni.

Beberapa waktu kemudian, burung Hud-Hud datang ke hadapan Nabi Sulaiman. Burung Hud-Hud membawa berita dari negeri Saba (Yaman) ke Kan'an (Kerajaan Nabi Sulaiman) yang jaraknya 1500 mil, sekitar 2400 km. Burung Hud-Hud menyampaikan kesedihannya ketika melihat ada negeri Saba yang makmur dipimpin seorang Ratu cantik, bernama Ratu Balqis, yang justru tidak menyembah Allah SWT, malah menyembah matahari.

Namun demikian, Nabi Sulaiman tidak serta merta percaya begitu saja. Untuk membuktikannya, Nabi Sulaiman memberi tugas pada burung Hud-Hud mengantarkan surat ke Raja Balqis, yang isinya seruan dakwah, yaitu ajakan untuk menyembah Allah SWT saja. 

Akhirnya burung Hud-Hud dengan ikhlas kembali lagi terbang menempuh perjalanan yang sangat jauh, panas, menuju negeri Saba. Namun, tak cukup sampai disana, burung Hud-Hud justru memastikan surat Nabi Sulaiman dibaca oleh Ratu Balqis dan menunggu reaksi Ratu Balqis. Singkat cerita, berkat peran burung Hud-Hud, akhirnya Ratu Balqis memperoleh hidayah, menyambut seruan dakwah Nabi Sulaiman as, menyembah Allah SWT.

Hud-Hud juga pernah mengambil peranan dalam terpadamnya api yang membakar Nabi Ibrahim as. Dikisahkan bahwa Hud-Hud sibuk terbang kesana kemari mencari sumber air. Ketika ia temukan sumber air, maka dengan paruhnya yang mungil, dibawanya air dan disiramkannya ke kobaran api. Hingga atas izin Allah SWT, api itu padam.

Mengapa harus cemburu ke Hud-Hud?

1. Hud-Hud yang hanya seekor burung saja, mampu merasa sedih melihat kemaksiatan di hadapannya. Ia merasa terpanggil untuk peduli merubah kemaksiatan kerajaan Nabi Balqis, hingga rela melaksanakan misi dakwah dengan jarak yang jauh, panas dan melelahkan. Lalu, bagaimana dengan kita, seorang manusia yang diberi akal? Sudahkah kita memiliki rasa peduli yang tinggi pada orang-orang di sekitar kita?.

Hingga kita rela berkorban menanggung keletihan untuk tetap menyeru orang-orang di sekitar kita pada jalan kebaikan. Terlebih, kita yang hobi menulis di social media, sungguh tulisan kita bisa menjangkau orang-orang di seluruh penjuru dunia. Kita bertanggung jawab terhadap tulisan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun