Mohon tunggu...
Heri Bertus A Toupa
Heri Bertus A Toupa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Gemar travelling dan membaca - Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajarlah dari India yang Lengah di "Second Wave of Pandemic"

27 April 2021   01:56 Diperbarui: 27 April 2021   12:50 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pasien covid-19 yang harus berbaring bersama di atas sebuah ranjang (Source. Reuters.com)

Situasi di Indonesia sekarang dalam menghadapi wabah ini sudah tak setakut lagi pada awal-awal virus corona masuk ke Indonesia tahun lalu. Hal ini bisa dilihat dari segala kegiatan masyarakat yang ada sekarang, mereka boleh berkumpul dan mengadakan segala macam acara (kecuali acara kematian yang tidak direncanakan sebelumnya).

Walaupun protokol kesehatan (prokes) sudah diterapkan, seperti: memakai masker dan mencuci tangan, tetapi untuk menjaga jarak dalam suatu keramaian sangatlah mustahil untuk bisa dilaksanakan.

Orang yang mudik ke kampung halaman diberikan keringanan untuk bisa pulang kampung asalkan bisa memperlihatkan surat hasil tes negatif corona yang berlaku selama 1--3 hari, dan melaksanakan masa karantina selama 14 hari setelah tiba di tempat tujuan. Tapi hal ini masih bisa kecolongan, suratnya masih saja bisa dipalsukan oleh orang-orang tertentu dan yang mudik tidak melakukan karantina, tetapi langsung berkumpul dengan sanak saudaranya.

Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menghimbau seluruh lapisan masyarakat di tanah air untuk sebisa mungkin menekan penyebaran virus corona, tapi masalahnya adalah kesadaran dari masyarakat yang masih sangat kecil sekali untuk menaatinya.

Berbagai upaya telah dilakukan dengan memberlakukan jam malam agar masyarakat tidak keluyuran, memperketat izin penyelenggaraan pesta, membagikan masker & hand sanitizer di jalan-jalan serta membubarkan segala macam acara keramaian yang tanpa izin.

Akan tetapi, masih saja ada beberapa daerah yang sangat tidak mematuhi segala aturan yang ada, masih terlihat beberapa acara besar dan mengundang khalayak ramai, apalagi kalau yang tuan pestanya adalah seorang yang mempunyai pangkat dan jabatan yang tinggi, sehingga sangat sulit untuk memberikan sebuah teguran, bisa - bisa mendapatkan sebuah teguran balik dari pelaksana pesta. 

"Yah namanya orang Indonesia, sangat susah diatur apalagi mau menaati segala prokes, bisa-bisa dapat pukulan atau tamparan kalau memperingati mereka".

Yah serba salah juga sih, pihak pemerintah melaksanakan kerja mereka untuk memangkas laju perkembangan covid, tapi di pihak lain ada saja yang menyalahi aturan tersebut dan seenaknya saja berbuat.

Inilah yang menjadi tugas berat pemerintah Indonesia saat ini, berharap tidak ada keteledoran yang terjadi ke depan ini. Belajar dari situasi India sekarang, mereka mengira bahwa situasinya sudah aman dan seluruh penduduk akan segera mendapatkan vaksin sebagai penangkal virus corona, sehingga mereka boleh berbuat apa saja. 

Begitu ada gelombang kedua dari wabah virus corona yang menghantam negara mereka secara cepat, tidak ada kesiapan & antisipasi sama sekali yang bisa dilakukan sehingga menimbulkan banyak korban berjatuhan. 

Sama halnya ketika sebuah musuh melakukan suatu serangan fajar di pagi buta sekali, pasti tidak ada persiapan atau perkiraan sama sekali untuk mencoba memikirkan hal tersebut sehingga kekalahan dan banyaknya korban yang akan terlihat di depan mata kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun