Tulisan ini adalah refleksi dari seorang Guru Jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) di sebuah Kabupaten di Lampung, tepatnya SMK Negeri 1 Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur. Tulisan ini merupakan cerita baik (best practice) menggunakan metode STAR terkait pengalaman mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran.Â
Penulis, melakukan observasi di SMK Negeri 1 Pekalongan  dan mendapatkan kesimpulan bahwa siswa-siswa Jurusan ATR menghadapi permasalahan rendahnya kemampuan literasi. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah sebagai berikut:
- Peserta didik menggunakan hp untuk bermain game dibandingkan digunakan sebagai saran mencari sumber literasi
- Model pembelajaran  belum terintegrasi dengan literasi
- Saranan dan prasaranan diperpustakaan yang kurang memdukung dan suasanan yang kurang nyaman
Setelah melakukan pendalaman, penyebab masalah yang utama  yaitu model pembelajaran yang diberikan guru belum teriintegrasi dengan literasi. Untuk mengatasi permasalahan di atas Penulis menggunakan model  Problem Based Learning (PBL) dengan metode pembelajaran diskusi dan tanya jawab.
Alasan praktik ini penting
Ada beberapa alasan mengapa praktik ini penting untuk dibagikan. Alasan pertama karena ada rekan guru lain yang mengalami masalah sama seperti penulis. Dengan demikian praktik ini selain menjadi bahan perbaikan untuk penulis sendiri dan diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi rekan guru yang lain. Alasan kedua yaitu pembelajaran dengan model  Problem Based Learning (PBL) penting untuk dibagikan karena model pembelajaran ini melibatkan peserta didik  untuk berdiskusi, berfikir kritis dan mengungkapkan ide-ide serta gagasannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik. Guru tidak lagi mendominasi dalam pembelajaran melainkan peserta didik yang terlibat aktif dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan dengan menggunakan media pembelajaran berupa LKPD, PPT, Geogebra.
Peran dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah
- Meningkatkan kemampuan litersi peserta didik
- Mempersiapkan perangkat pembelajaran, media pembelajaran berbasis TPACK, LKPD, bahan ajar dan instrumen penilaian.
- Mempersiapkan alat-alat yang akan dipakai ketika praktik.
- Guru bertindak sebagai Fasilitator dalam pembelajaran di kelas.
- Membagikan praktik baik tersebut kepada guru-guru, dengan tujuan agar rekan guru yang mengalami masalah yang sama dengan saya dapat memperoleh pengetahuan.
Tantangan
Namun dalam prakteknya terdapat juga tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan meningkatkan kemampuan literasi peserta didik  melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi kelompok di antaranya :
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
- Peserta didik belum terbiasa dalam pembelajaran literasi dikelas
- Masalah yang diberikan pada LKPD masih kurang kontekstual
- Peserta didik  belum terbiasa dengan menggunakan media pembelajaran LKPD dan menyelesaikan masalah pada LKPD tersebut
- Peserta didik  belum terbiasa presentasi di depan kelas
- Pada awal praktik, gestur tubuh peserta didik  dan guru masih terkesan kaku karena adanya proses perekaman
- Masih terdapat peserta didik  yang tidak terlibat pada proses pembelajaran atau pasif
Pihak yang terlibat
Beberapa pihak yang terlibat adalah sebagai berikut:
- Penulis selaku guru di SMK Negeri 1 Pekalongan  sebagai subjek dalam praktik ini.
- Siswa kelas X Agribisnis Ternak 2 SMK Negeri 1 Pekalongan  sebagai objek dalam praktik ini.
- Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing.
- Rekan sesama peserta PPG dalam jabatan kategori 2 tahun 2022 sebagai teman berdsikusi dan berkolaborasi.
- Kepala Sekolah dan dewan guru SMK Negeri 1 Pekalongan Lampung Timur  sebagai pihak yang mendukung palaksanaan praktik ini.