Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama dan Pancasila, Benteng Anti Radikalisme dan Terorisme

7 Oktober 2017   17:15 Diperbarui: 7 Oktober 2017   17:26 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anti Radikalisme - www.konfrontasi.com

Kelompok intoleran terus menebarkan kebencian di masyarakat. Tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Keberadaan kelompok ini memang minoritas, namun mereka berpotensi direkrut oleh jaringan teroris. Karena intoleransi merupakan jembatan menuju terorisme. Tindakan intoleran, sama sekali tidak mau menghormati dan menghargai orang lain. Tindakan ini mirip dengan para pelaku teror, yang merasa dirinya paling benar dan tidak mau bersikap terbuka. Untuk menutupi perbuatan negatifnya, mereka selalu berlindung dibalik ajaran agama.

Islam seringkali dibawa-bawa oleh kelompok intoleran dan teroris. Sebelum melakukan tindak kekerasan atau meledakkan bom bunuh diri, seringkali mereka mengucapkan takbir. Padahal, Allah SWT tidak pernah menganjurkan umat manusia untuk melakukan bom bunuh diri. Bom bunuh diri yang dimaknai sebagai tindakan jihad ini, jelas tidak dibenarkan ajaran agama dan hukum yang berlaku. Menghilangkan nyawa diri sendiri dan nyawa orang lain, merupakan perilaku yang tidak beradab dari seorang manusia. Padahal Allah SWT telah menganugerahi akal dan pikiran, yang membantu manusia untuk memilih mana baik dan buruk. Jika sampai orang memilih berjihad dengan cara perang atau bom bunuh diri, bisa jadi akal dan pikirannya sudah tertutup.

Islam bukanlah teroris. Islam tidak pernah mengajarkan intoleran kepada umat yang lain. Agama apapun tidak pernah mengajarkan tindakan teror. Ajaran agama justru mendorong setiap manusia untuk berjalan sesuai dengan relnya. Jika fondasi agamanya kuat, maka perilaku sehari-harinya akan memberikan berkah bagi lingkungannya. Itulah kenapa sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama dalam Pancasila. Karena ajaran agama merupakan dasar dari segalanya. Namun belajar dan  memahami agama harus dilakukan pada orang yang tepat. Hal ini penting, karena para kelompok intoleran dan pelaku teror, rata-rata salah dalam menerapkan ajaran agama.

Sementara itu, Pancasila juga memberikan rambu-rambu bagi setiap warga negara Indonesia, untuk tidak melakukan tindakan yang menyakiti orang lain. Ironisnya, bagi kelompok radikal, Pancasila justru dimaknai sebagai bagian dari thogut atau kafir. Bagaimana mungkin lima sila itu bagian dari kafir? Salahkah memeluk agama berdasarkan keyakinannya masing-masing? Lalu memanusiakan manusia, menjaga persatuan dan kesatuan apakah juga salah? Bagaimana dengan musyawarah untuk mufakat? Lalu mendorong terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat. Apakah semuanya itu juga salah? Marilah gunakan logika kita. Jadilah warga negara yang cerdas dan jangan mudah terprovokasi.

Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam atau ajaran agama lainnya. Justru nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sejalan dengan ajaran agama. Sadarlah, bahwa kesimpangsiuran informasi ini sengaja dimunculkan, agar masyarakat bimbang. Namun jika kita bisa berpikir obyektif, cek ricek setiap mendapatkan informasi, pasti tidak akan mudah terbuai bujuk rayu kelompok radikal dan teroris. Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman bagi Indonesia dan seluruh negara. Jika tidak saling menguatkan untuk melawan, paham kekerasan ini akan terus menyusup di setiap sendi-sendi masyarakat. Namun jika semua menjalankan periantah agama, dan tidak melukan budaya lokal, paham kekerasan itu akan sulit masuk ke dalam lingkungan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun