Mohon tunggu...
Heny Maslukhah
Heny Maslukhah Mohon Tunggu... -

Student of Communication Science- Journalist of Bestari- I am an ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nova Ruth, Menyadarkan Masyarakat dari Sudut Kota Malang Hingga Bumi Eropa

27 Desember 2012   23:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:56 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dalam kehidupan nyata, banyak anak yang mengikuti jejak orang tuanya, mulai dari pekerjaan sang ayah ataupun ibu. Inilah pepatah yang cocok disandingkan atas perjalanan karir artis muda berbakat asal Malang. Nova Ruth, begitulah ia dikenal adalah seorang penyanyi hip-hop yang sudah beberapa kali go international.

Tak heran jika Nova mempunyai bakat menyanyi yang bagus dan luar biasa, karena dalam dirinya mengalir darah orang tua yang juga bergelut di dunia musik. Nova adalah putri dari gitaris salah satu groupband rock legendaris Elpamas, TotokTewel. Nova juga mengakui kalau ibunya mempunyai suara yang bagus dan sering bernyayi juga. Bakat bermusik memang sudah melekat dalam dirinya, Nova belajar bermusik semenjak kecil. Kakeknyalah, yakni ayah dari bapaknya yang mengajarinya menyanyi dan membaca not. “Karena aku sering lihat bapak manggung, aku bertemu dengan teman-teman seninya, jadi aku mulai merasa dekat dengan dunia musik sejak kecil,” ungkapnya.

Mengawali karirnya di dunia musik, Nova mulai memilih menjadi penyanyi hip-hop sejak bertemu dengan teman-teman hip-hop pada tahun 2000. Bersama sahabatnya Indri, ia memulai karirnya dengan menjadi Rapper. Namun akhirnya pada tahun 2004 ia mulai menyanyi solo karena teman duetnya memutuskan untuk menikah. Karir Nova tak cukup berhenti sampai disitu, semenjak itu ia mulai terlibat dalam Poetry Battle di Yogyakarta. Pada tahun 2007, Nova terlibat dalam pembuatan album perdana dengan membawakan puisi “Dikawinkan Alam” karya Sitok Srengenge yang dikemas dengan nuansa hip-hop. Dalam album tersebut ia dan teman-teman Yogyakarta harus memberikan respon puisi karya penulis Indonesia.

Ternyata keikutsertaannya dalam Poetry Battle membawanya kepada keberuntungan dan menarik perhatian musisi dari luar Negeri. Nova kemudian diundang oleh Gang Festival Australia yang membuatnya harus tinggal disana selama dua bulan pada tahun 2008 dan bertemu dengan komunitas-komunitas disana. Selama mengikuti rangkaian acara tersebut Nova Ruth dikenalkan oleh temannya dari Australia, Sven Simulacrum kepada Grey Filastine, musisi Amerika yang tinggal di Barcelona.

“Lewat email filastine mengatakan saatnya manggung di Indonesia, manggunglah dia pada tahun 2008 akhir di IKJ dan di ulang tahun kesepuluh kelompok seni Taring Padi di Jogjakarta. Aku juga manggung disitu,” ungkap artis asal malang ini. Dari situlah kemudian Filastine tau karakter vokal Nova yang tak hanya bisa bernyanyi saja, akan tetapi juga nge-rap. Memang kalau Tuhan sudah mengatur, rezeki tak bakal kemana-mana. Filastine menawarkan kepada Nova untuk trial vokal selama dua minggu di Jepang. Dirasa cocok dengan genre musik filastine dan cocok manggung bareng, akhirnya sosialita ini terlibat jauh dalam tour-tour Filastine yang mengakibatkan ia sering berangkat ke Eropa dan meninggalkan Kota Malang untuk sementara waktu.

Bepergian ke luar Indonesia tentu tidaklah mudah. Inilah tantangan yang harus dipatahkan oleh Nova Ruth untuk mengejar impiannya. Memang benar untuk mendapatkan sesuatu yang besar membutuhkan kerja keras yang sepadan. Kesulitan untuk mendapatkan visa ke luar Negeri bukan menjadi penghalang untuk tidak berangkat memenuhi undangan beberapa festival di Luar Negeri. Nova harus mondar-mandir keluar masuk kedutaan Negara yang dituju. Tentu untuk mengurus dan mendapatkan visa yang dimauinya, ia harus bepergian ke Jakarta. “Statusku sebagai seniman mandiri, seorang wanita, tidak tergabung dengan organisasi manapun, tidak banyak dikenal warga se-Indonesia karena tak pernah masuk televisi nasional, bukan berarti karyaku tidak dilirik Negara lain. Walau susah untuk mendapatkan visa, tapi pada akhirnya perjuangan panjang dengan penuh kegigihan memang sangat manis pada akhirnya,” jelasnya.

Bagi Nova, bermusik bukanlah sekedar membawakan untaian kata yang dibalut dan dihiasi dengan not-not agar enak didengarkan. Lirik-lirik yang terangkai bukan sekedar lirik yang mengandung kata-kata cinta atau bualan semata. Bermusik bagi Nova harus ada pesan-pesan yang terkandung di dalam lagu yang dinyanyikannya, terlebih kritisan terhadap lingkungan dan sosial. Wanita yang juga sebagai aktivis ini sudah menyanyikan lagu-lagu kritisan terhadap lingkungan dan sosial sejak duet dengan sahabatnya, terlebih ketika tour barsama Filastine. Lewat musik, Nova ingin menyadarkan pada masyarakat bahwa bumi ini sudah kacau balau dan saatnya untuk berubah. “Sebetulnya motivasiku agak lugu, aku ingin mengubah dunia. Meskipun aku juga pesimis kalau dunia bisa berubah. Setidaknya melalui musik aku bisa menumpahkan isi hati dan memberi tau penonton sudah saatnya untuk berubah,” tuturnya.

Tak hanya bermusik. Sebagai seorang wanita yang multitalenta, Nova juga pernah menjadi training coordinator di salah satu perusahaanNon-Government Orientation (NGO) dari Australia. Ia mengajarkan kepada para aktivis untuk meng-upload video dengan software open source dan memberikan lisensi yang benar pada karya digitalnya. Hal ini bermula karena banyaknya karya digital yang dipersalahgunakan oleh media mainstream tanpa izin. Selain itu, bersama dengan temannya untuk menfasilitasi teman-teman musik di Malang, Nova membangun sebuah cafe yang diberi nama Legipait.

Siapa yang menyangka, ternyata di tengah-tengah keramaian Malang masih dapat ditemukan seorang wanita dengan segudang prestasi dan tak banyak orang yang mengetahuinya. Nova bukanlah artis terkenal layaknya Agnes Monica. Meskipun begitu, bukan berarti bakat dan kemampuan Nova didunia musik patut untuk diremehkan. Nova tak pernah mempermasalahkan hal itu, baginya bermusik adalah kesukaannya dan semua usaha dan jerih payahnya selama ini pasti ada ganjarannya masing-masing. _HM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun