Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eling, Rahmat bagi Sekalian Alam

1 Oktober 2020   08:47 Diperbarui: 1 Oktober 2020   08:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berkah Semesta

Berkah Semesta dengan kehadiran manusia di muka bumi. Para bijak dari dahulu telah mengingatkan kewajiban atau tugas keberadaan manusia di muka bumi. Rahmatan lil alamin merupakan pesan dari utusan terakhir. Betul sekali bila pesan yang disempurnakan. Penyempurnaan bukan berarti yang dahulu kurang, namun hanya masyarakat penerimanya sudah semakin bebal atau tidak peduli.

Pesan yang lunak dan persuasif tampaknya tidak lagi bisa diimplementasikan pada masyarakat yang sufat keraksasaanya semakin kental. Sang Pembawa pesan sadar bahwa yang dihadapinya adalah lingkungan keras sehingga butuh pesan yang lugas dan tegas. Bahkan mengandung ganjaran dan hukuman (Reward and Punishment). Suatu lingkungan yang masih sangat 'muda'.

Eling

Sementara di Wilayah Peradaban yang lebih peka akan keterhubungannya dengan lingkungan, sadar bahwa sesungguhnya lingkungan lah yang menjadi sumber kehidupannya. Oleh sebab itu mereka selalu 'Eling' atau remembrance dalam segala keadaan situasi dan keadaan yang dialami dalam kehidupannya. 'Eling' inilah menjadi berkah semesta; sadar bahwa semua makhluk memiliki hak yang sama untuk hidup dan menikmati kehidupan dimuka bumi.


Sayangnya sikap 'Eling' seperti ini dianggap penyembah pohon.  Sebagaimana dalam video di atas, ketika kita menjaga lingkungan, maka kita akan terjaga dengan sendirinya. Karena sumber pangan kita tetap terpelihara. Inilah berkah semesta.

Hanya amat disayangkan bahwa kondisi Kesadaran sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhurnya semakin memudar atau tergerus dan bahkan dilupakan. Semuanya karena ingin cari gampangnya. Dan mereka yang membawa suatu kebiasaan yang tampaknya mudah, reward and punishment ; konsep surga neraka pun sesungguhnya tidak memahami pesan sesungguhnya dari Sang Baginda.

Kehancuran

Semakin besar kekuasaan atas dasar jumlah bukan merupakan hal baik. Di alam ini tidak dapat disangkal bahwa kegelapan atau ketidakpedulian lebih besar jumlahnya. Yang benar dan sejati tidak tampak bahkan semakin samar. Padahal yang tampak nyata belum tentu membahagiakan. Karena yang tampak nyata sejatinya bersifat semu; setiap saat berubah.

Semakin kuat dan perkasa menguasai semua lini sesungguhnya sedang menuju kehancuran. Inilah permainan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun