Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Janji-janji Gombal Anak Adam

24 Maret 2021   18:12 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Umrohriau.com

"Tidak, Tuhanku. Demi KeperkasaanMu, aku tidak meminta yang lain kepadaMu." 

Maka Tuhan memalingkan wajah pria itu dari api neraka sehingga wajahnya menghadap ke Surga. 

Pria itu sejenak terdiam dan merasa nyaman. Kesenangannya melihat para penghuni surga membuat dirinya mendorong untuk kembali berdoa sudilah kiranya Tuhan mendekatkan dirinya ke Pintu Surga. 

Tuhan berfirman :"Bukankah kamu telah memberikan janji-janji dan bukti-bukti bahwa kamu tidak akan meminta apapun kepadaKu, selain yang telah diberikan kepadamu. Celakalah kamu wahai anak Adam yang telah menyalahi janjimu." 

Tetapi pria itu terus saja berharap dan berdoa agar bisa di dekatkan ke pintu sorga.    

" Apakah jika kiranya dikabulkan permintaanmu, maka kamu akan meminta yang lain kepadaKu?" Firman Tuhan. 

"Tidak, Tuhanku. Demi KeperkasaanMu, aku tidak meminta yang lain kepadaMu." 

Maka diapun mengajukan berbagai bukti dan janji untuk mengharapkan Tuhannya mendekatkan dirinya ke pintu surga. 

Ketika akhirnya dia berdiri di pintu surga, maka pandangannya tertuju kepada apa-apa yang berupa kesenangan dan kebahagiaan. 

Dari seberang pintu itu dia melihat sungai-sungai yang mengalir,taman-taman yang lebat, keharuman aroma yang semerbak, udara yang sejuk, hembusan angin semilir yang membawa para penghuninya bergelimang nikmat. 

Hanya di depan pintu saja sudah begitu nikmat dia rasakan maka keinginannya untuk masuk ke dalam surga semakin memuncak dalam hatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun