Setelah takluk pada game pertama dengan permainan yang ketat, pebulutangkis asal Spanyol ini levelnya menurun tajam di set kedua. Dia tertinggal jauh dalam pengumpulan angka dan menyerah dengan 17-21.
Usai laga tersebut Carolina Marin mengakui bahwa permainannya yang tidak konsisten itulah yang membuatnya kalah di final tersebut seperti dirilis BWFbadminton.com (18/10/20).
"Saya pikir alasan utamanya adalah kesalahan yang saya buat. Saya membuat semua pemenang tetapi juga semua kesalahan. Pertandingan itu kesalahannya ada pada saya, "kata Marin seperti dilansir situs BWFbadminton.com tersebut.
Marin mengakui bahwa hal itu yang membuat dirinya frustrasi. Marin tahu bahwa selama pertandingan tersebut banyak kesalahannya yang memberi lawannya semua poin.
Walaupun ada upaya kembali mencoba untuk tetap tenang, tetapi dia menyadari bahwa hari ini bukan hari baiknya. "Saat Anda membuat banyak kesalahan sendiri, sulit untuk kembali. Saya mencoba untuk terus berlatih. Saya akan bermain lagi di bulan Januari. Aku punya waktu beberapa bulan untuk bersiap." Demikian Marin menambahkan keterangannya kepada situs tersebut.
Sementara Okuhara menyambut gembira kemenangan ini. Â Apalagi ini adalah gelarnya yang pertama setelah begitu lama menunggu.
"Saya senang. Lama tidak menjadi juara." kata sang juara tunggal putri itu kepada BWFbadminton.com.
Nozomi Okuhara juga sempat memberikan penilaian performa lawan beratnya, Carolina Marin. Menurutnya, dibandingkan lawan lainnya, Marin lebih cepat dan memiliki serangan lebih bertenaga.
Namun Okuhara tahu apa yang harus dilakukan. Dia tetap fokus pada pertahanan dan gerak kaki yang ringan mengejar setiap serangan. Pergerakkan kaki Okuhara memang sangat baik dalam laga tersebut.
Pebulutangkis putri yang berperawakan mungil ini tidak bisa dianggap enteng dengan kualitas performa dirinya. Suatu hal yang patut menjadi teladan bagi para pebulutangkis putri kita. Â
Salam hangat dan sehat selalu @hensa