Sementara dampak lingkungan yang teridentifikasi antara lain berupa  pencemaran air. Hal yang terakhir ini sangat mengundang perhatian masyarakat jika terjadi air buangan pabrik yang tercemar terbuang ke sungai.
Penanganan Limbah Cair  Tercemar
Pabrik Gula (PG) di Indonesia sudah melakukan upaya dalam program pelestarian lingkungan termasuk diantaranya pengolahan air limbah pabriknya.
Saat ini hampir semua PG sudah memiliki Anstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sangat memadai. Beberapa parameter pencemar dengan sangat ketat selalu mendapat pengawasan rutin. Â
Parameter pencemar tersebut diindikasikan dengan ukuran BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Kadar BOD air limbah dari proses bervariasi antara 400 -- 15 000 mg/l dan kadar COD bervariasi antara 700 -- 25000 mg/l tergantung dari jenis pencemarnya.
Sementara kadar BOD nira bisa mencapai lebih dari 100.000 mg/l, sedangkan blotong cair bisa mencapai kadar BOD 40.654 mg/l.
Karakter limbah cair pabrik gula didominasi oleh kandungan bahan biologis yang bersifat kandungan organik. Ceceran gula dari stasiun gilingan yang berasal dari perahan nira adalah senyawa organik berupa sukrosa dan gula reduksi.
Berdasarkan karakter tersebut, pengolahan limbah cair pabrik gula dilakukan dengan cara biologis dengan memanfaatkan aktivitas sejumlah mikroba.
Teknologi Pengolahan Air Limbah Sistem Aerasi Lanjut
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan sudah sejak lama menemukan teknolgi pengolahan air limbah pabrik gula yang sangat efisien dan efektif. Teknologi tersebut dikenal dengan nama Sistem Aerasi Lanjut (SAL).
Pada prinsipnya sistem ini berdasarkan metode pengolahan lumpur aktif yang umum digunakan dalam menangani limbah biologi seperti air buangan pabrik gula.