Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Schulferien, Mengapa Sekolah di Jerman Banyak Liburnya?

29 Juli 2020   19:50 Diperbarui: 6 Agustus 2020   22:00 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Summer in Strassburg - Foto: HennieTriana

Schulferien adalah sebutan liburan sekolah dalam bahasa Jerman, yang berasal dari kata Schule: sekolah, dan Ferien: hari libur, liburan.

Kata "Ferien" itu sendiri berasal dari bahasa Latin "Feriae" yang artinya Hari Besar atau Hari Raya.

Pada masa Romawi kuno, liburan sekolah dilakukan pada perayaan Saturnalia dan Quinquatria.

Saturnalia adalah ritual acara untuk menyembah Dewa Saturnus, yang menurut mitologi bangsa Romawi Dewa Saturnus adalah dewa benih tanaman atau Dewa Pertanian.

Quinquatria atau Quinquatrus, yaitu perayaan yang dilakukan pada bulan Maret selama 5 hari. Awalnya Quinquatria adalah festival yang diadakan untuk menghormati Dewa Perang Mars, salah satu kegiatannya adalah pertempuran Gladiator.

Selain kedua perayaan tersebut, ada hari libur lainnya selama 4 bulan, pada Juni hingga Oktober, ini adalah hari libur sekolah-sekolah di pedesaan.

Liburan sekolah pada masa silam selain disesuaikan dengan perayaan keagamaan juga pada periode musim panen di wilayah pertanian.

Dari catatan tahun 1898, liburan sekolah telah diatur dalam Undang-undang dengan masa liburan selama 10 minggu. Pelaksanaannya dibagi-bagi berdasarkan hari libur keagamaan dan masa panen. Masa itu liburan musim gugur (Herbstferien) yang jatuh pada bulan Oktober dinamakan "Kartoffelferien" (Liburan Kentang), karena bertepatan dengan musim panen kentang.

Hingga 200 tahun yang lalu masa liburan sekolah yang diisi dengan melakukan perjalanan ke luar kota atau luar negeri hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya dan kaum bangsawan saja.

Selain itu kaum pekerja hanya memiliki sedikit hak cuti kerja. Perubahan hak cuti kemudian berlangsung sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dari cuti 3 hari menjadi 6 hari kerja per tahun.

Aturan tersebut terus diperbarui dan pekerja mendapatkan hak cuti lebih banyak, hingga pada tahun 1964 pekerja di Jerman mendapatkan hak cuti 30 hari dalam setahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun