Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masjid di Pojok Xie Wei Lu

30 April 2020   04:59 Diperbarui: 30 April 2020   04:59 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Xiewei Lu - foto: HennieTriana

Rumah yang kami pilih untuk sementara ditempati selama tinggal di Shanghai tidak terletak di pusat kota. Setelah hampir 3 minggu lamanya mencari rumah di teriknya bulan Agustus, kami memilih rumah yang biasa saja, tapi luas dan banyak ruangannya.

Alasannya, saudara kandung saya dan keluarga mereka pasti akan mengunjungi kami. Keluarga besar pasti butuh ruangan yang memadai, supaya tidak bertumpuk tidurnya.

Selain itu, ada alasan lainnya, kompleks rumah ini dekat dengan German School. Anak kami tidak perlu berlama-lama di jalan untuk pergi dan pulang sekolah.

Kompleks rumah kami itu merupakan salah satu kompleks perumahan untuk orang asing yang relatif awal dibangun. Sehingga tempatnya sangat teduh karena di sepanjang kiri kanan jalan banyak pohon-pohonnya.

Di luar kompleks, ada pasar tradisional. Di sana saya sering berbelanja sayuran dan buah-buahan. Beberapa puluh meter dari pasar ini ada perempatan, di satu sudutnya terdapat rumah makan yang di atas pintunya terdapat tulisan Arab. Tepat di belakang restoran ini ada masjid yang lumayan terlihat luas, tapi saya tidak pernah masuk, gerbangnya terlihat sering tertutup.

Kadang siang hari saya melihat beberapa laki-laki yang memakai peci putih. Ada beberapa warung makanan halal di sekitar area kompleks tempat tinggal kami. Komunitas dari etnis Hui yang merupakan etnis muslim di Tiongkok selain etnis Uyghur memang cukup banyak di Shanghai.

Suatu kali, dua orang adik saya dari Indonesia bersama keluarganya datang berkunjung. Adik ipar saya Jumat itu ingin melakukan ibadah salat Jumat. Saya katakan dia bisa ke masjid dekat kompleks kami itu. Dengan mengendarai sepeda ia pun ke sana. 

Tak lama ipar saya kembali. Katanya masjid masih tutup, dan diminta kembali jam yang dijadwalkan. Hari itu salat Jumat terlaksana, katanya hanya beberapa orang yang hadir. 

***

Suatu hari seorang teman saya bertanya di mana ada masjid dekat tempat kami. Teman saya ini baru pindah ke Shanghai dan belum mengetahui daerah sekitar tempat tinggal kami. Saya beritahu masjid dekat kompleks rumah kami yang pernah dikunjungi adik ipar saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun